25.5 C
Mataram
Senin, 9 Desember 2024
BerandaBerita UtamaRencana Kenaikan Harga BBM, Nelayan Mulai Resah

Rencana Kenaikan Harga BBM, Nelayan Mulai Resah

Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah pusat berencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Rencana ini membuat masyarakat resah, tidak terkecuali para nelayan di Kota Mataram. Kepala Dinas Perikanan Kota Mataram, H. Irwan Harimansyah mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram saat ini masih menunggu regulasi resmi terkait kebijakan tersebut.

“Kami menunggu secara formal. Karena ini masih isu yang rencananya akan terjadi kenaikan BBM yang akan diumumkan oleh Pak Presiden. Nah itu yang membuat secara jujur kami sampaikan nelayan kami akan mengalami keresahan dan kenaikan BBM,” ujar Irwan kepada media, Selasa (23/8) di Mataram.

Kenaikan ini dikhawatirkan akan berdampak pada produksi ikan, tidak saja di Kota Mataram melainkan juga secara nasional. Di mana, jumlah nelayan di Kota Mataram lebih dari 1.000 orang.

Irwan mengatakan, hasil tangkap para nelayan saat ini mulai dikeluhkan. Karena tidak saja terkendala oleh harga BBM melainkan juga faktor cuaca.

- Advertisement -

“Daya tangkap teman-teman nelayan sudah mulai untuk mengeluhkan sebenarnya karena selama ini dari faktor cuaca yang selama ini sebagai faktor yang menghambat penangkapan ikan salah satunya bahan bakar,” katanya.

Diterangkannya, Pemkot Mataram akan mencarikan solusi jika rencana kenaikan harga BBM ini direalisasikan. Sebelumnya, Dinas Perikanan Kota Mataram sudah melakukan koordinasi dengan Hiswana Migas. Namun Hiswana Migas juga sedang menunggu regulasi pemerintah pusat.

“Apalagi dengan bahan bakar yang rencananya akan dinaikkan ini yang perlu mungkin kita coba untuk mencarikan solusi dengan pemerintah dan Hiswana Migas,” ujarnya.

Pemkot Mataram mengharapkan agar pemerintah pusat bisa memberikan subsidi khusus kepada para nelayan. Seperti halnya yang diberikan kepada pelaku usaha. “Jadi tidak hanya untuk diberikan kepada UMKM dan nelayan diberikan subsidi itu akan menjadi produksi,” terangnya.

Sementara terkait dengan program konversi yang sudah direalisasikan oleh pemerintah pusat, diakui tidak berjalan dengan maksimal. Karena menurutnya, penggunaan gas elpiji membutuhkan tempat di perahu para nelayan.

“Nelayan kan mencoba lebih simpel. Konversi itu harus memiliki lahan juga ruang untuk menempatkan gas itu. Jadi ribet kan. Mereka simpel saja itu berpikir gas itu, dan sampai saat ini tidak jalan konversi gas itu,” ucapnya.

Kenaikan harga BBM akan berdampak pada banyak sektor salah satunya harga ikan. Sehingga akan mempengaruhi pada inflasi. “Ini inflasi nanti. Karena per harinya 30 liter dan otomatis akan berkurang dan daya tangkapnya juga berkurang,” kata Irwan. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer