28.4 C
Mataram
Kamis, 16 Januari 2025
BerandaDaerahNTBPenyaluran Bansos dan Kenaikan Upah Buruh Tekan Angka Kemiskinan di NTB

Penyaluran Bansos dan Kenaikan Upah Buruh Tekan Angka Kemiskinan di NTB

Mataram (Inside Lombok) – Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin pada September 2024 sebesar 658,60 ribu orang, menurun 50,41 ribu orang terhadap Maret 2024 dan menurun 92,63 ribu orang terhadap Maret 2023. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode Maret 2024– September 2024, diantaranya ada penyaluran bantuan sosial sembako dan kenaikan upah buruh di Agustus 2024.

Kepala BPS NTB, Wahyudin mengatakan, bahwa secara umum, pada periode September 2014–September 2024, tingkat kemiskinan di NTB mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase, kecuali pada Maret 2017, Maret 2020, September 2020, September 2022, dan Maret 2023.

“Penyaluran bansos yang juga mengurangi beban masyarakat itu selama 2024 sudah dikeluarkan sampai Desember 2024 itu sekitar Rp1,06 triliun. Itu bansos sembako/BPNT (Bantuan pangan non tunai) terhadap lebih dari 513 ribu rumah tangga,” ujarnya, Rabu (15/1).

Tak hanya itu saja, ditopang juga oleh aktivitas ekonomi domestik yang tetap kuat, perekonomian NTB tumbuh sebesar 6,22 persen pada Triwulan III-2024 (y-on-y). kedua, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2024 sebesar 2,72 persen, turun jika dibandingkan dengan Februari 2024 sebesar 3,30 persen. Ketiga, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada Triwulan III 2024 meningkat 2,30 persen, jika dibandingkan dengan dengan Triwulan I. Serta rata-rata upah buruh mengalami kenaikan pada Agustus 2024 dibandingkan Februari 2024 yaitu dari Rp2.310.968 menjadi Rp2.365.102.

- Advertisement -

Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2024–September 2024, jumlah penduduk miskin perkotaan turun sebesar 29,8 ribu orang sedangkan di pedesaan turun sebesar 20,6 ribu orang. Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 12,86 persen menjadi 11,64 persen. Sementara itu, di pedesaan turun dari 12,95 persen menjadi 12,21 persen.

“Penduduk miskin di perkotaan itu dari 368,54 ribu orang pada Maret 2024 menjadi 338,74 ribu orang pada September 2024. Sedangkan penduduk miskin perdesaan dari 340,47 ribu orang pada Maret 2024 menjadi 319,86 ribu orang pada September 2024. Turun semua jumlahnya,” terangnya.

Garis Kemiskinan pada September 2024 adalah sebesar Rp540.339,00 per kapita per bulan. Dibandingkan Maret 2024, Garis Kemiskinan naik sebesar 1,05 persen. Sementara jika dibandingkan Maret 2023, terjadi kenaikan sebesar 10,27 persen. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM).

“Peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada September 2024 di perkotaan sebesar 75,54 persen dan di perdesaan sebesar 75,94 persen,” ungkapnya.

Pada September 2024, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di pedesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan terbesar, yakni sebesar 26,22 persen di perkotaan dan 30,10 persen di pedesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK yakni 7,47 persen di perkotaan dan 8,04 persen di pedesaan.

“Kalau kita lihat garis kemiskinan secara rata-rata per rumah tangga pada September 2024 adalah sebesar Rp2.231.600,00 per bulan, naik sebesar 0,81 persen dibanding kondisi Maret 2024 yang sebesar Rp2.213.670,00 per bulan,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer