31.5 C
Mataram
Jumat, 3 Mei 2024
BerandaEkonomiAntisipasi Krisis Pangan, Gerakan Lumbung Pangan Digenjot

Antisipasi Krisis Pangan, Gerakan Lumbung Pangan Digenjot

Mataram (Inside Lombok) – Perubahan iklim dan perang yang terjadi di berbagai belahan dunia disebut berpotensi memunculkan ancaman krisis pangan dan kelaparan. Kondisi global itu pun sempat disinggung oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. Untuk itu, antisipasi terhadap dampak situasi global tersebut perlu dilakukan, antara lain dengan mendorong gerakan lumbung pangan di masyarakat.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB, H Abdul Aziz menerangkan NTB sendiri merupakan salah satu daerah lumbung pangan di Indonesia, terutama untuk tanaman padi. “Kita dorong lumbung pangan, masyarakat punya cadangan pangan dalam bentuk logistik yang disimpan dalam bentuk gabah. Petani kan seperti itu pratiknya, ya itu harus dihidupkan,” ujarnya, Jumat (19/5).

Diakuinya, untuk program lumbung pangan dan pemanfaatan pekarangan masih terus berjalan. Sehingga tidak menjadi kekhawatiran yang berlebih jika terjadi krisis pangan, karena lumbung pangan di tingkat masyarakat sudah digerakkan.

“Sekarang secara umum terkait dengan cadangan pangan kita itu ada cadangan pemerintah. Baik yang diadakan pusat atau daerah provinsi atau kabupaten kota. Kemudian ada cadangan yang ada di Bulog, dan masing-masing kita punya cadangan pangan,” terangnya.

- Advertisement -

Saat ini untuk target produksi gabah di NTB berdasarkan data dari Dinas Pertanian NTB antara 1,3 juta ton setara gabah. Kemudian sekitar 900 ton sampai 1 juta ton setara beras. Meski demikian, peringatan dari presiden RI Jokowi perlu diperhatikan daerah.

Sebagaimana diketahui, kondisi saat ini produksi pertanian tanaman pangan khususnya padi di NTB sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa triwulan I 2023 produksi di gabah kering giling 629 ribu ton. Jika dibanding triwulan yang sama di tahun sebelumnya hanya 546 ribu ton, jadi ada surplus produksi pertanian NTB. Pada tahun ini target produksi NTB 1,35 juta ton.

Sementara itu, pernyataan Jokowi dalam acara pencanangan pelaksanaan pendataan sensus pertanian 2023, Senin (15/5) lalu, memperingatkan mengenai ancaman kekurangan pangan dan kelaparan di belahan bumi saat ini. Hal itu dikarenakan akibat perubahan iklim dan perang yang terjadi hingga sekarang.

“Hati-hati di sektor ini (pertanian) juga sekarang ini sangat rawan kita tahu krisis pangan dimana-mana, 345 juta orang di dunia sekarang ini terancam kekurangan pangan dan kelaparan,” ujarnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer