25.5 C
Mataram
Jumat, 17 Mei 2024
BerandaEkonomiKetersedian Pangan di NTB Dipastikan Aman Antisipasi Dampak El Nino

Ketersedian Pangan di NTB Dipastikan Aman Antisipasi Dampak El Nino

Mataram (Inside Lombok) – Ketersedian stok pangan di NTB dipastikan aman, terutama ketersedian beras dalam menghadapi potensi cuaca ekstrim el nino yang terjadi saat ini. Untuk itu, anomali cuaca yang terjadi diharapkan tidak membuat masyarakat khawatir, khususnya terkait ketersedian pangan.

“Stok kita aman, terutama beras dan harga stabil saat ini,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB, Abdul Aziz, Rabu (26/7). Diterangkan, dalam menghadapi dampak el nino memang diperlukan tempat yang memang bisa menjaga stok pangan dalam waktu yang lama, terutama untuk produk yang mudah membusuk.

“Kaitannya erat dengan cadangan pangan kita. Terutama cadangan beras, bawang, cabai itu harus kita simpan untuk waktu yang lama, seperti cool storage dan lain-lainnya. Sarana dan prasarana untuk menyimpan pangan tersebut diperlukan,” jelasnya.

Ancaman el nino adalah ancaman serius yang harus cepat disikapi, baik oleh pemerintah daerah, pusat maupun petani di seluruh Indonesia. Salah satunya menyiapkan pompa-pompa air, benih unggul dan alat mesin pertanian lain yang dapat menjaga sisi produksi.

- Advertisement -

Berdasarkan prediksi BMGK pada dasarian III Juli 2023 (21 – 31 Juli 2023), peringatan dini kekeringan meteorologis pada level awas terdapat di Kabupaten Lombok Timur pada Kecamatan Sambelia. Level siaga terdapat di Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Buer dan Utan. Level waspada terdapat di Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Moyo Utara dan Kota Bima di Kecamatan Rasanae Timur.

Sementara itu, Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, David Susanto mengatakan saat musim puncak panen, dalam sehari beras yang bisa diserap oleh Bulog NTB bisa mencapai kisaran 500-1.000 ton. Saat ini, serapan harian yang masuk dari petani sekitar 200-300 ton.

Tingginya serapan ini, lanjut David, bisa juga dipengaruhi oleh kenaikan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) yang dijadikan acuan standar harga pembelian gabah/beras ditingkat petani. “Tahun lalu HPP 8.300 per kilogram. Tahun ini sudah naik menjadi Rp9.950 per kilogram, sehingga banyak petani menjual beras atau gabahnya ke Bulog,” ujarnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer