27.5 C
Mataram
Jumat, 3 Mei 2024
BerandaEkonomiSMKN 5 Mataram Latih Warga Binaan Lapas, Hasilkan Batik Premium

SMKN 5 Mataram Latih Warga Binaan Lapas, Hasilkan Batik Premium

Mataram (Inside Lombok) – SMKN 5 Mataram baru-baru ini memberikan pelatihan membatik kepada warga binaan di Lapas Kelas IIA Mataram. Batik yang dihasilkan pun muncul dengan motif eksklusif atau premium.

Kepala SMKN 5 Mataram, H Istiqlal Makrip mengatakan pihak sekolah belum lama ini sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Kepala Lapas Kelas IIA Mataram untuk pelatihan dua keterampilan, yaitu keterampilan cukli dan membatik untuk warga binaan di lapas.

“Setelah dilakukan pelatihan, lahir-lah Batik Gembok atau Generasi Membatik Lombok. Batik Gembok ini mempunyai motif, corak yang berbeda dan tetap pakem mereka beda dengan batik jawa,” ungkap Istiqlal, Kamis (6/4).

Saat ini warga binaan yang telah diberikan pelatihan membatik sudah mulai memproduksi. Tentunya dengan motif dan corak yang berbeda. Bahkan bisa dikatakan batik dihasilkan eksklusif dan tidak sama dengan motif-motif batik yang biasanya.

- Advertisement -

“Motifnya nanti lebih bebas. Ada kijang, kerang, peresean; seperti lukisan mereka buat. Mereka lebih eksklusif, lebih berbeda, karena motif satu dengan lainnya beda. Bisa kita katakan batik premium,” terangnya.

Untuk pelatihan diberikan oleh pihak sekolah di awal selama 15 hari. Kemudian akan dilanjutkan hingga 6 bulan ke depan. Di mana pada 6 bulan ke depan pendampingan untuk tekniknya, dengan tujuan pemberian pelatihan ini dapat memberdayakan mereka para warga binaan di lapas.

“Kita punya masyarakat tidak hanya di luar, tapi di dalam juga (dalam lapas). Siapa tahu kalau mereka sudah keluar, warga binaan itu bisa mandiri berusaha. Kemudian kita bisa bekerja sama, itu yang kita harapkan,” jelasnya.

Selain telah mampu memproduksi, tentunya batik yang dihasilkan warga binaan lapas juga mulai dipesan. Di mana para warga binaan juga sudah bisa memasarkan sendiri hasil produk batik mereka, karena mereka memiliki pasar tersendiri. Namun dari pihak sekolah juga akan membantu memasarkan produk mereka.

“Kalau setiap kunjungan-kunjungan mungkin pejabat atau apa itu ada, jadi bisa dipasarkan. Harga paling tinggi Rp300 ribu batik motif khas itu. Tapi mereka itu bisa lebih Rp500 ribu harganya, karena dia unik sendiri,” bebernya.

Maka dari itu SMKN 5 Mataram sebagai sekolah yang memiliki perhatian khusus pada batik di NTB sangat bangga, karena bisa memberikan pelatihan kepada institusi yang menginginkan. Selain itu pihaknya menunggu untuk instansi lain atau sekolah-sekolah lain mau datang berlatihan di sekolah tersebut.

“Bukan hanya membatik, tapi pelatihan yang lain. Di sini juga ada perhiasan, komunikasi visual, ukir kayu jadi bisa saja,” ucapnya.

Pelatihan-pelatihan diberikan kepada institusi maupun sekolah-sekolah lain, tidak menjadi kekhawatiran bagi SMKN 5 Mataram jika banyak pembatik dan yang berjualan batik. Karena memang tujuan kepada pendidikan bukan bisnis.

“Semakin banyak bangsa ini tercerdaskan. Bukan masalah uang, tapi bagaimana masalah kami membagi ilmu kita kepada masyarakat. Tentu roda perekonomian akan bergerak terus, keterampilan langka kalau tidak di kembangkan akan punah,” pungkasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer