28.5 C
Mataram
Jumat, 4 Oktober 2024
BerandaLombok BaratKisah Alika dan Ayahnya Sudah Lama Viral, Pemda Lobar Masih Tutup Mata

Kisah Alika dan Ayahnya Sudah Lama Viral, Pemda Lobar Masih Tutup Mata

Lombok Barat (Inside Lombok) – Pemda Lombok Barat (Loobar) dinilai seperti tutup mata karena lamban merespon kondisi masyarakatnya yang membutuhkan perhatian. Hal ini diketahui setelah beberapa orang anggota DPRD Lobar turun melihat kondisi Andi, seorang ayah yang mengidap kanker kelenjar getah bening yang kondisinya memprihatinkan dan hanya dirawat oleh anak semata wayangnya bernama Alika, yang saat ini masih duduk di bangku kelas IV SD.

Kisah ayah dan anak ini pun belakangan sempat viral di sosial media dan menyita perhatian masyarakat luas, hingga banyak yang datang mengantarkan bantuan. Namun, Pemda Lobar sendiri justru belum ada tindakan. “Setelah saya telepon Kadis Dikes dan Dirut Rumah Sakit Tripat Gerung, ternyata belum ada campur tangan (tindakan, Red) dari pemerintah daerah sama sekali,” heran anggota DPRD Lobar Dapil Gerung-Kuripan, Lalu Irwan saat dimintai keterangan, Rabu (11/09/2024).

Bahkan, Dinas Kesehatan Lobar pun disebut belum mengetahui persis kondisi Andi yang sakit parah tersebut. Baru Kepala Puskesmas Gerung yang sudah mengunjungi yang bersangkutan. Termasuk soal adanya seorang tenaga kesehatan asal Lombok Tengah yang bertugas di RSUD Tripat Gerung, yang rutin datang dua kali seminggu untuk memberikan perawatan dan mengecek kondisi Andi atas dasar inisiatif sendiri. “Yang kerja di RSUD Tripat itu murni relawan, dia inisiatif sendiri turun untuk memberikan semacam home care,” bebernya.

Pihaknya pun telah meminta Lembaga Perlindungan Anak (LPA) untuk memberikan pendampingan dan pemulihan psikologi bagi Alika. Lantaran, gadis cilik yang saat ini masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah itu terlihat trauma jika ada pihak-pihak yang ingin mengunjungi sang ayah. “Saya sudah minta LPA untuk berikan pendampingan. Karena Alika ini kondisi psikisnya sudah mulai terganggu,” ungkapnya.

- Advertisement -

Ia pun berharap agar dinas dan pihak terkait bisa memberikan pelayanan home care. Karena yang bersangkutan saat ini mengalami trauma setelah kemoterapi pertama. Sehingga masih enggan untuk pergi berobat ke rumah sakit. Sedangkan penyakitnya sudah kian parah. “Dikes akan pastikan dulu melalui Puskesmas, baru dia akan turun. Begitu pun dengan RSUD Tripat, akan berkoordinasi dengan Dikes,” imbuhnya.

Pihaknya merasa miris dengan respon Pemda Lobar yang lamban terhadap masyarakat yang membutuhkan tindakan segera. Terlebih dengan belum terbentuknya komisi sebagai alat kelengkapan dewan (AKD). Sehingga gerak pemda pun menjadi lamban karena tak ada desakan dari legislatif. “Mungkin karena belum ada komisi (belum ada yang mengontrol jadi Pemda Lamban menanggapi),” pungkasnya. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer