Lombok Barat (Inside Lombok) – Kinerja OPD lingkup Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Barat (Lobar) dinilai kurang memuaskan. Hal itu disampaikan saat rapat evaluasi yang digelar pemda, di mana terungkap realisasi progres sejumlah belanja masih rendah. Contohnya, belanja tidak terduga (BTT) hingga bulan November lalu baru terserap 6,4 persen atau sekitar Rp562 juta, padahal ada pagu anggaran Rp8,7 miliar yang sudah tersedia.
Kemudian untuk belanja modal hingga 25 November tercatat terserap Rp110 miliar lebih atau 60 persen dari Rp180 miliar. Untuk belanja operasi dari RP1,58 triliun lebih, yang terealisasi hanya Rp1,2 triliun lebih. Sedangkan belanja transfer dinilai cukup tinggi, yang realisasinya mencapai Rp248 miliar, dari anggaran yang tersedia Rp257 miliar.
Terkait capaian-capaian tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Lobar, Ilham menekankan kepada OPD untuk menggenjot lagi progres realisasi belanjanya hingga akhir tahun ini. Selain itu, pihaknya juga menekankan terkait kesiapan mitigasi bencana di Lobar.
Ilham juga mengingatkan pentingnya para Camat berkoordinasi dengan Pemdes setempat untuk mempersiapkan desa tangguh bencana. Karena untuk saat ini, baru 42 desa yang menjadi desa tangguh bencana di Lobar. “Mohon teman-teman Camat mendorong Desa-Desa lain untuk segera menjadikan Desanya menjadi Desa tangguh bencana,” tegas Ilham.
Pada kesempatan ini, Ilham menyoroti terkait pencatatan pengadaan barang dan jasa. Karena terdapat ribuan jenis pengadaan yang disebutnya belum tercatat sampai dengan penghujung tahun ini. “Kalau saya perhatikan diberbagai OPD yang belum tercatat, dan ini menjadi salah satu hal yang buat nilai MCP (monitoring center for prevention) kita belum bisa meningkat lebih baik. Dan kepada semua OPD untuk disegerakan pencatatannya,” tandasnya. (yud)