23.5 C
Mataram
Minggu, 5 Mei 2024
BerandaLombok BaratWaspada Chikungunya dan DBD di Kecamatan Labuapi

Waspada Chikungunya dan DBD di Kecamatan Labuapi

Lombok Barat (Inside Lombok) – Kasus demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya di Desa Perampuan dan Telagawaru Kecamatan Labuapi kian marak. Kalangan DPRD Lobar pun meminta Pemda Lobar gerak cepat melakukan penanganan.

Anggota DPRD Lobar dapil Labuapi Kediri, H. Adnan menuturkan jika dirinya dan warga lain di Desa Telagawaru diserang chikungunya. “Saya kena (chikungunya). Selama hampir dua pekan dirawat,” ungkapnya belum lama ini.

Dia menilai, OPD terkait yang bertugas menangani penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk dan kebersihan lingkungan ini belum bergerak cepat. “Masih lamban (penanganan) dari Pemda (OPD),” imbuh dia.

Diakuinya di daerah tempat tinggalnya memang sudah dilakukan fogging. Namun di dusun-dusun lain banyak juga yang mengalami hal serupa dan perlu penanganan. “Sekarang mulai menyerang RT lain di Dusun Paok Kambut,” beber Adnan.

- Advertisement -

Dari data yang dihimpunnya, terdapat 8 orang yang terkena chikungunya di satu RT tersebut. Sehingga ia pun mendesak agar Pemda Lobar melalui OPD terkait bisa cepat melakukan penanganan atas masalah kesehatan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Tidak hanya di Telagawaru, kasus serupa juga banyak menjangkit warga di Desa Perampuan. Seperti yang telah dilaporkan oleh pihak desa setempat.

“Sebelum surat resmi masuk ke Dinas Kesehatan mohon kiranya bantu kami untuk fogging di wilayah Desa Perampuan, karena banyak warga kami yang terdampak penyakit DBD,” harapnya.

Sementara itu, Kabid P3KL Dikes Lobar dr. H. Ahmad Taufik Fathoni mengatakan bahwa terkait kasus chikungunya di Desa Telagawaru sudah ditangani sejak sebelum puasa. “Sudah ditangani dari Puskesmas Perampuan,” tegas Fathoni.

Sedangkan untuk kasus DBD, yang telah didata pihaknya mulai Januari hingga Maret mencapai 129 kasus. Selama bulan Januari terdapat 75 kasus, Februari 42 kasus dan Maret 12 kasus. Begitupun dengan kasus chikungunya, trennya juga mengalami peningkatan dan saat ini kasusnya justru sudah mulai menunjukkan penurunan. “Dari 3 bulan lalu kasus chikungunya ada, malah sudah mulai penurunan kasus,” bebernya.

Sehingga jika ada masyarakat yang mengalami gejala yang mengarah pada chikungunya atau DBD, pihaknya mengimbau supaya mereka cepat berobat ke puskesmas terdekat. “Silakan masyarakat berobat ke puskesmas terdekat,” sarannya.

Selain itu, Fathoni juga mengingatkan masyarakat untuk melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Karena kata dia, adanya nyamuk DBD atau chikungunya bisa jadi lantaran lingkungan tersebut kurang bersih, sehingga banyak titik yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer