Mataram (Inside Lombok) – Band asal Inggris, Coldplay, sukse menggelar konser pertamanya di Jakarta beberapa waktu lalu. Sayangnya, di kunjungan pertama band peraih tujuh Grammy Awards ke Indonesia justru terjadi banyak kasus penipuan tiket konser.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) RI, Mahfud MD pun mengungkapkan keheranannya atas kasus penipuan tiket konser Coldplay itu. Menurutnya, perlu diatur langkah-langkah dan aturan ketat untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
Sebelumnya, salah satu terduga pelaku penipuan inisial GDA bahkan mengaku untung hingga Rp15 miliar lewat aksi penipuan tiket konser itu. Modusnya, menjual berkali-kali 100 tiket miliknya seakan-akan memiliki 8 ribu tiket.
“Saya sangat menyesalkan event yang begitu besar, lalu masih ada kebobolan seperti itu. Di mana ada orang yang menjual tiket palsu. Orang akhirnya yang sudah membeli (tiket palsu) tidak bisa masuk,” ujar Mahfud yang juga maju sebagai calon wakil presiden untuk pemilu 2024 berpasangan dengan Ganjar Pranowo, dikutip dari idntimes.com, Jumat (17/11) kemarin.
Menurut Mahfud, penyelenggara dan panitia ke depannya perlu lebih profesional, terutama untuk mengatur sistem yang minim kebocoran. Pasalnya, aksi penjualan tiket palsu akan sangat merugikan korban, antara lain karena kehilangan uang dalam jumlah cukup besar, tapi tidak bisa mengikuti event yang dimaksud.
“Meskipun pelakunya sudah ditangkap, tapi orang sudah terlanjur melewatkan peluang dan momen untuk menonton. Perbaikan ke depan bagi siapapun yang ingin menyelenggarakan event,” lanjut Mahfud.
Selain itu, ia juga meyakini pihak kepolisian akan profesional dalam memastikan keamanan dalam penyelenggaraan event serupa. Termasuk dalam upaya mengusut kasus penipuan tiket konser seperti yang terjadi saat ini.
Sebagai informasi, saat ini pihak kepolisian tengah menyelidiki dugaan kasus penipuan penjualan tiket konser Coldplay yang diduga merugikan 400 orang dengan total kerugian mencapai Rp1,3 miliar. Polres Metro Jakarta Pusat pun tengah memburu pelaku.
Kendati, pihak kepolisian belum memastikan apakah 400 orang yang menjadi korban penipuan tiket konser itu berasal dari satu pelaku atau lainnya. Sampai saat ini Satreskrim Polres Metro Jakarta Pusat masih membuat penyelidikan dan analisis dari kasus penipuan itu. (r)
