Lombok Barat (Inside Lombok) – Kebakaran yang menghanguskan sekitar enam ruang kelas yang sudah tidak digunakan di MTS Putra Pesantren Nurul Hakim Kediri, diduga terjadi akibat korsleting listrik. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Lobar, M. Sahlan mengungkapkan berdasarkan keterangan pihak pondok yang diterima pihaknya, api pertama kali muncul dari ruang tengah di lantai atas.
“Diduga akibat korsleting listrik. Sekitar enam lokal (ruang kelas yang terbakar),” terang Sahlan saat dikonfirmasi, Senin (02/09/2024) malam. Api diduga semakin cepat merembet akibat banyak tumpukan meja yang terbuat dari kayu, di ruangan tempat pertama kali munculnya api.
Pihak Damkar Lobar pun cukup kesulitan untuk memadamkan api. Terlebih sempat terkendala pengambilan air, lantaran mobil tangki datang belakangan. “Untuk sementara ini mobil tangkinya sudah empat kali suplai. Ada bantuan dari Damkar Mataram juga satu unit,” tuturnya.
Berdasarkan keterangan pihak pondok, pada saat kejadian di lokasi kebakaran tersebut sedang tidak ada kegiatan dari para santri. “Menurut pimpinan pondok, yang jelas tidak ada korban, dan pintunya (ruangan yang terbakar) dalam kondisi digembok,” tegasnya.
Untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran dan kerugian yang diakibatkan, saat ini masih dilakukan analisa. “Perlu analisa dari pihak yang punya wewenang dan punya ilmu tentang teknologi. Terutama PUTR, yang kita harapkan juga bisa membantu menghitung kerugian akibat kebakaran ini,” harapnya.
Kendati, pihaknya mewanti-wanti kepada masyarakat maupun pengembang, ketika mengerjakan pembangunan untuk lebih memperhatikan instalasi listrik. “Instalasi listrik ini adalah jadi penyebab utama (banyak) kebakaran di Lobar. Di samping adalah kelalaian masyarakat, terutama pada lahan atau pemukiman,” pungkasnya.
Setelah proses pendinginan, untuk memastikan sudah tidak ada lagi percikan api kecil di lokasi, Damkar Lobar bersama pihak terkait lainnya akan melakukan investigasi. “Besok kita investigasi lagi, mudah-mudahan kita menemukan titik terang apa penyebab pastinya (kebakaran, Red),” tutup Sahlan. (yud)