Lombok Timur (Inside Lombok) – Jelang masuknya Ramadan, ada tradisi unik yang masih berada di tengah-tengah masyarakat di Lombok Timur (Lotim), yakni melaksanakan ziarah kubur ke makam keluarga atau biasa disebut ‘nyekar’.
Tradisi nyekar atau ziarah kubur memang menjadi suatu hal yang tidak terpisahkan dari masyarakat ketika akan memasuki Ramadan, di mana dalam nyekar sendiri tidak berbeda dengan ziarah kubur lainnya di hari-hari biasa.
“Ziarah kubur kita lakukan sebelum memasuki bulan puasa untuk mengenang sekaligus silaturahmi dengan keluarga yang telah lebih dulu menghadap sang kuasa,” ucap Maman salah seorang warga saat ditemui di pemakaman umum Pringgasela, Jumat (08/03/2024).
Nyekar ini sendiri merupakan momen berkumpul dengan seluruh keluarga besar untuk bersama-sama memanjatkan doa keselamatan bagi anggota keluarga yang telah lebih dulu meninggal dunia. Sehingga pada momen nyekar masyarakat biasanya berbondong-bondong ke lokasi kuburan keluarganya.
“Tidak jauh beda dengan ziarah makam biasanya, hanya saja perbedaannya terletak pada waktunya yakni H-3 sampai H-1 Ramadan dan juga kita pada momen ini berkumpul dengan keluarga besar untuk bersama-sama memanjatkan doa,” terang Yusron seorang warga lainnya.
Ziarah kubur menjelang bulan puasa memang sudah menjadi tradisi di tengah-tengah masyarakat, jika ditelisik lebih mendalam, ziarah kubur bukan hanya untuk memanjatkan doa keselamatan bagi keluarga yang sudah meninggal, namun juga memiliki pesan tersirat seperti mengingatkan dengan kematian, mengingat keluarga, dan mempererat silaturahmi.
“Kita selain memanjatkan doa, juga sekaligus membersihkan dan memperbaiki makam keluarga,” katanya.
Ziarah kubur yang dilakukan sebelum puasa Ramadan merupakan bagian dari bentuk rasa syukur atas diberikan umur yang panjang dan juga upaya untuk menguatkan iman sebelum memasuki bulan suci. (den)
