27.5 C
Mataram
Jumat, 3 Mei 2024
BerandaTradisi BudayaParade Ogoh-Ogoh Dibatasi Waktu, Peserta: Bisa Ikut Sembahyang di Pura Sebelum Nyepi

Parade Ogoh-Ogoh Dibatasi Waktu, Peserta: Bisa Ikut Sembahyang di Pura Sebelum Nyepi

Mataram (Inside Lombok) – Parade ogoh-ogoh diikuti oleh 103 kelompok, tidak saja dari Kota Mataram melainkan juga Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Barat. Kebijakan pembatasan waktu parade tahun ini pun disambut baik oleh para peserta, terutama mereka yang datang dari Kabupaten Lombok Tengah.

Salah satu peserta parade dari Lombok Tengah, Putu Novi mengatakan setiap pelaksanaan parade ogoh-ogoh tahun sebelumnya sampai sore dan tiba di rumah hingga malam hari. Hal ini menyebabkan para peserta tidak bisa mengikuti ibadah di pura sebagai rangkaian Hari Raya Nyepi.

“Tidak masalah. Karena kita kan selesai ini ada acara di pura. Jadi lebih bagus dimajukan kita bisa sembahyang di pura,” katanya Minggu (10/3) pagi. Ia mengatakan, pelaksanaan parade tahun ini lebih awal, yaitu pukul 11.00 wita sehingga bisa melaksanakan kegiatan ibadah yang lainnya. “Kita bisa sampai pukul 13.00 wita ini tiba di rumah,” lanjutnya.

Berbeda dengan peserta yang lain, ogoh-ogoh yang diarak diiringi oleh musik khas sasak. Selain itu, ada penyanyinya yang menggunakan jilbab. Hal ini menurut mereka sudah biasa dan setiap tahun menggunakan musik tersebut. “Ini seperti tahun-tahun lalu dan bagian dari toleransi. Ini memang kelompok musik yang di kampung di sana, dan kita silaturahmi tetap juga,” tegasnya.

- Advertisement -

Sementara itu peserta yang lain dari Lombok Tengah mengatakan sudah biasa ikut parade ke Kota Mataram. Hal ini lantaran Umat Hindu di Lombok Tengah hanya di beberapa wilayah saja. “Gabung ke sini karena hanya lima kampung. Jarak kami jauh-jauh juga,” katanya.

Ia mengatakan tidak mempermasalahkan kebijakan pemerintah membatasi waktu dan jumlah ogoh-ogoh. Hal ini disebut bagian dari bentuk toleransi antar umat beragama apalagi pada waktu yang bersamaan dua agama akan melaksanakan hari besar keagamaan yaitu Hari Raya Nyepi untuk Umat Hindu dan Puasa Ramadan untuk Umat Islam. “Tidak apa-apa dengan pembatasan ini karena kan umat muslim juga mau puasa besok ini,” katanya.

Setelah ogoh-ogoh yang dibuat diarak di Kota Mataram, para muda mudi juga akan berkeliling kampung sebelum melaksanakan Hari Raya Nyepi. Tahun ini, pembuatan ogoh-ogoh katanya juga banyak disumbang dari para calon legislatif karena biaya yang dihabiskan diperkirakan hingga Rp15 juta sampai pembuatan baju seragam. “Kita swadaya masyarakat ada sumbangan dari pemerintah desa juga dan kebetulan kemarin juga banyak kita dapat dari calon-calon itu,” katanya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer