Mataram (Inside Lombok) – Kantor Bahasa di Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan pelatihan teknik membaca yang menyenangkan bagi guru Raudhatul Athfal (RA), sebagai alternatif pembelajaran membaca dengam model baru.
Kepala Kantor Bahasa NTB, Umi Kulsum melalui Peneliti Kantor Bahasa NTB Hartanto di Mataram, Selasa mengatakan kegiatan pelatihan yang berlangsung 10-11 Maret 2020 itu merupakan kegiatan pertama bekerja sama dengan PW Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) NTB, sekaligus untuk meningkatkan kompetensi guru dalam persiapan membimbing siswa baca tulis.
“Meskipun ini kegiatan pertama, tapi langsung mendapat respon postif dari para guru RA dan Alhamdulillah, guru yang sudah ikut pelatihan bisa langsung mengimplementasikannya,” katanya.
Respon tersebut terlihat dari tingginya minat guru RA untuk mengikuti pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari. Dengan jumlah perseta sebanyak 80 orang dari target 100 orang.
“Para peserta, tidak hanya berasal dari Kota Mataram melainkan juga dari Lombok Barat, Lombok Utara dan Lombok Tengah,” sebutnya.
Menurut Hartanto yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan pelatihan tersebut, untuk melaksanakan program itu pihaknya menyiapkan dua narasumber dari Kantor Bahasa.
Selama pelatihan, katanya, para peserta diberikan teknik-teknik bagaimana guru RA bisa menyampaikan pelajaran vokal dan konsonan melalui teknik nyanyian dan gerakan yang menyenangkan.
Dengan demikian, anak-anak bisa berlajar sambil bernyanyi, bergerak dan yang terpenting menyenangkan, ujarnya.
Lebih jauh Hartanto mengatakan, kegiatan pelatihan teknik membaca yang menyenangkan bagi guru RA tersebut, memang dilaksanakan dengan berbayar sebesar Rp200 ribu per satu orang peserta.
Biaya tersebut dikelola oleh IGRA NTB, sementara Kantor Bahasa menyiapkan sarana gedung, spanduk, sertifikat, ATK dan konsumsi. “Jadi biaya untuk pelatihan itu, kembali kepada peserta,” katanya.
Kendati berbayar, lanjutnya, minat para guru RA untuk mengikuti pelatihan tersebut cukup tinggi, terbukti saat ini saja sudah banyak permintaan dari Lombok Barat dan Lombok Tengah.
“Harapan kami, kegiatan yang kami gagas ini bisa diakomodasi oleh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, misalnya Dinas Perpustakaan atau Dinas Pendidikan bekerja sama dengan IGRA,” katanya.
Begitu juga untuk kabupaten/kota yang ada di Pulau Sumbawa, sementara Kantor Bahasa tetap memberikan dukungan dengan menyiapkan dua narasumber.
“Jadi ke depan, kegiatan ini tidak lagi dilaksanakan di kantor kami tetapi di OPD lain dan kami diundang sebagai narasumber untuk menguatkan dalam aspek kebahasaan,” katanya. (Ant)