Mataram (Inside Lombok) – Kasus video call sex (VCS) yang dilakukan oleh oknum pejabat di KLU inisial RA sempat viral. Indikasi pemerasan pun mencuat setelah RA membuat laporan ke Polda NTB. Saat ini pihak kepolisian telah mengantongi indentitas pemrran pria dari rekaman VCS tersebut.
“Untuk identitas sudah kita dapatkan, guna penyelidikan tidak kita ungkap secara vulgar karena masih berproses penyelidikan. Ini guna memudahkan proses lidik sidik kasus ini,” ungkap Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto, kepada inside Lombok, Senin (13/6).
Diterangkan, kasus bermula saat rekaman VCS antara RA dengan seorang pria tersebar di sosial media. RA pun segera membuat laporan atas hal tersebut, di mana dirinya mengaku menjadi korban pemerasan setelah video VCS yang menampilkan dirinya tersebar.
Laporan RA saat ini ditangani Direktorat Kriminal Khusus Polda NTB. Khususnya untuk mencari motif dan hubungan antara RA dan pria dalam video, bagaimana sehingga terjadi kasus VCS.
“Sedang kita tindak lanjuti kasus tersebut. Ini sedang kita selidiki siapa laki-laki tersebut karena ini butuh kemampuan teknologi untuk melacak yang bersangkutan,” ujar Artanto.
Kendati kegiatan VCS yang dilakukan oleh yang bersangkutan belum dapat dipastikan sudah sering terjadi atau baru pertama kali ini. Namun dalam kasus ini ada uang yang diminta ke korban agar video itu tidak tersebar.
Dalam waktu dekat pihak kepolisian akan memanggil sejumlah saksi untuk mendalami kasus tersebut. “Pemerasan itu perlu komunikasi antar RA dengan laki-laki tersebut Saat ini sedang kita lakukan penyelidikan lebih dalam,” jelasnya. (dpi)
