Lombok Tengah (Inside Lombok) – Badan helikopter B206L4 dengan Registrasi PK-CDV milik PT Carpediem Air yang jatuh di areal persawahan di Dusun Gilik, Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat dievakuasi ke shelter base Ops Pangkalan Udara Zainuddin Abdul Madjid (Lanud ZAM).
“Pemilik pesawat helikopter Type B206L4 dengan Registrasi PK-CDV, meminta bantuan kepada Tim TNI AU Pangkalan Udara Zainuddin Abdul Madjid (Lanud ZAM) untuk mengevakuasi ke shelter Base Ops Lanud ZAM,” kata Humas PT Angkasa Pura I Lombok Internasional Airport (LIA), I Nyoman Siang di Lombok Tengah, Kamis.
Ia mengatakan, evakuasi badan helikopter tersebut dilakukan setelah Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) selesai melakukan investigasi lapangan pada Senin sore (15/7). Selanjutnya pesawat tersebut diserahkan kepada pihak operator dalam hal ini PT Carpediem Air untuk dilakukan evakuasi dari lokasi kejadian.
“Sebelum dilakukan evakuasi pesawat tersebut telah dilakukan pengecekan ke lapangan oleh Tim Asuransi bersama pemilik pesawat,” jelasnya.
Diketahui, sejak Senin (15/7) Tim KNKT melakukan investigasi helikopter B206L4 milik PT Carpediem Air yang jatuh di areal persawahan di Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah pada Minggu (14/7).
Hasil investigasi sementara di lokasi jatuhnya helikopter tersebut, KNKT menemukan bukti bahwa tanki bahan bakar helikopter dalam keadaan kosong.
“Tadi kami memeriksa tankinya kebetulan kosong, tapi kita perlu teliti kenapa bisa kosong,” ungkap Tenaga Ahli KNKT Masruri.
Ia mengaku, belum mengetahui apa penyebab tanki bahan bakar helikopter B206L4 milik PT Carpediem Air itu bisa kosong.
“Kami tidak tahu apakah karena dampak benturan atau apa. Karena itu kita masih menggali lebih jauh. Tapi kenapa kosong itu yang kita coba dalami,” katanya.
Meski demikian, diakuinya helikopter tersebut dalam kondisi laik terbang.
“Kelayakan pesawat sudah pasti laik karena sudah diterbangkan. Mana ada pilot yang menerbangkan kalau tidak laik pesawat. Jadi tidak ada pilot yang mau menerbangkan pesawat kalau tidak laik terbang,” kata Masruri.
Kendati laik terbang, Masruri menyatakan KNKT belum dapat memastikan penyebab jatuhnya helikopter tersebut, mengingat saat ini KNKT masih mengumpulkan data lapangan baik data yang ada di bangkai helikopter maupun data kantor.
“Kami masih mencari informasi fakta-fakta yang bisa membantu kami untuk identifikasi dan kami belum menemukan hal-hal yang signifikan untuk dijadikan bahan analisa, kenapa helikopter ini mendarat di sana,” katanya. (Ant)