Lombok Barat (Inside Lombok) – Kelanjutan nasib Lombok City Center (LCC) tak kunjung ada kejelasan. Kondisi ini membuat Pemda Lobar merasa dirugikan. Terlebih hingga kini permasalahan kerjasama antara PT. Tripat dengan pihak ketiga yang mengelola lahan tersebut justru makin mengambang.
Melihat kondisi itu, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Lobar berencana menarik kembali aset tersebut. “Kalau memang tidak menguntungkan ke Pemda melalui PT. Tripat, ngapain kita biarkan terbengkalai aset itu, lebih baik ditarik kembali,” tegas Kepala BPKAD Lobar, H Fauzan Husniadi belum lama ini.
Diakuinya, sampai saat ini belum ada keuntungan yang diperoleh Pemda Lobar selama terlibat penyertaan modal kepada pihak PT. Tripat. Apalagi, lanjut Fauzan, perusahaan plat merah itu justru hingga kini masih menunggak piutang deviden yang belum disetorkan kepada Pemda Lobar.
Pasalnya, pasca-kasus yang menjerat mantan Direktur Utama (Dirut) PT. Tripat dan bangkturnya LCC, kini nasib lahan milik Pemda Lobar yang luasnya kurang lebih 8 hektare tersebut tak kunjung ada kejelasan. Bahkan keberadaan sertifikat aset itu pun ikut dipertanyakan.
Fauzan menilai jika lahan itu masih produktif dimanfaatkan untuk keperluan lain maka bisa memberikan PAD untuk Lobar. Opsi itu dipandang lebih menguntungkan daripada pengelolaan aset tersebut oleh PT Tripat yang nyatanya hingga kini tak memberi untung apa pun untuk Lobar dalam penyertaan modal tersebut.
Ia pun mengaku tak mau terlalu tahu soal perjanjian internal dengan perusahaan tersebut. “Apa isinya, bagaimana didalamnya (persoalanya), saya tidak terlalu mau pikir. Yang penting itu sudah merugikan Pemda, maka tarik kembali aset itu,” tandas Fauzan. (yud)
