Mataram (Inside Lombok) – Larangan buka bersama (bukber) bagi pejabat dan pegawai pemerintahan yang disampaikan pemerintah pusat nyatanya tidak berdampak bagi usaha perhotelan, termasuk di Kota Mataram. Permintaan kegiatan berbuka puasa bersama di hotel-hotel justru meningkat, terutama dari komunitas dan perusahaan.
“Dinas-dinas sejauh ini belum ada yang terbuka, tetapi dari perusahaan dan komunitas banyak. Saya bilang itu malah tidak ngaruh (aturan larangan bukber),” kata Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), Made Adiyasa saat dihubungi, Kamis (13/4).
Diterangkan Made, mengikuti aturan itu memang tidak ada dinas ataupun pejabat yang mengadakan buka puasa bersama. Namun secara perseorangan, masih ada permintaan. Sedangkan dari BUMN dan perusahaan swasta permintaan buka puasa bersama justru cukup banyak.
“Jadi sebenernya larangan untuk pemerintah itu di Mataram relatif sepi, nggak ngaruh lah jatuhnya itu,” ucapnya. Kegiatan buka bersama di hotel memang mampu menutupi tingkat hunian kamar (okupansi) hotel yang menurun ketika Ramadan. Kondisi ini dari tahun ke tahun cenderung sama, di mana saat okupansi menurun, maka disiasati dengan penjualan paket buka bersama.
“Itulah yang menjadi salah satu sumbernya sekarang (mendongkrak okupansi). Di beberapa hotel itu ramai acara berbuka,” tuturnya.
Saat ini seluruh hotel di Kota Mataram disebutnya merasakan peningkatan okupansi dari kegiatan buka bersama. “Kalau untuk kegiatan MICE awal puasa ada beberapa kegiatan MICE yang saya dapat info dari teman-teman. Tapi itu karena sudah dijadwalkan jauh hari,” jelasnya. (dpi)