Lombok Barat (Inside Lombok) – Gempa berkekuatan 5,5 SR mengguncang Pulau Lombok, Selasa (14/05) sore kemarin. Guncangan cukup kuat pun terasa hampir di seluruh wilayah Pulau Lombok, tidak terkecuali di Lombok Barat. Bahkan salah satu dampak gempa tersebut adalah plafon di beberapa bagian kantor Dispora Lobar rontok berjatuhan.
“Ya plafonnya kena (berjatuhan) di bagian ruangan lobi,” tutur Sekdis Dispora Lobar, Kartono Hartoyo saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (14/05/2024). Pihaknya menyebut bahwa plafon yang berjatuhan tersebut memang kondisinya sebelumnya telah lama bocor. Sehingga ketika diguncang gempa mudah rontok dan berjatuhan.
Diakui, meski sudah lama bocor, plafon itu memang belum diperbaiki sampai saat ini lantaran kurangnya anggaran. “Sedangkan (anggaran) untuk pemeliharaan tidak ada,” ungkapnya.
Sebagai informasi, kantor Dispora Lobar saat ini merupakan bekas gedung Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Lobar dulunya. PPLP ini dipakai menjadi kantor Dispora Lobar semenjak OPD ini ada beberapa tahun silam.
Namun, Kartono menjelaskan bahwa kondisi tidak adanya anggaran pemeliharaan itu tidak hanya terjadi di Dispora Lobar saja, tetapi hampir di semua OPD. Sehingga kondisi kantor kurang terawat. Jangankan pemeliharaan, untuk penerangan kantor juga diakuinya minim, sehingga kondisinya gelap.
Pihaknya pun akan berupaya mengusulkan kembali untuk anggaran pemeliharaan dan perbaikan kantor. Sebab sejauh ini, yang dialokasikan hanya sebatas untuk biaya listrik dan air.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid kedaruratan dan logistik BPBD Lobar, Hartono Ahmad mengakui bahwa hingga saat ini belum ada laporan kerusakan yang diterima pihaknya. “Belum ada laporan (kerusakan) yang masuk ke kita (BPBD, Red) sampai sekarang,” ujar Hartono.
Begitu pun dengan rumah tahan gempa (RTG) yang telah dibangun untuk korban gempa tahun 2018 silam, disebutnya tak ada yang melaporkan kerusakan. “Karena RTG itu kan sudah dibangun sesuai standar untuk tahan gempa, kalau skala 5 atau 6 masih aman, tapi di sisi lain, mereka (RTG, Red) tidak tahan puting beliung karena atapnya ringan dari spandek,” paparnya.
Pihak BPBD pun mengimbau kepada masyarakat yang kondisi rumahnya sudah mengkhawatirkan untuk mengupayakan perbaikan jika memiliki anggaran. Terlebih, gempa bumi ini disebutnya tak selalu bisa diprediksi dan dalam sepekan terakhir Lombok sudah diguncang beberapa kali gempa. “Kami tidak mau adanya korban pada saat gempa, baik korban jiwa, harta, benda, rumah rusak,” harapnya.
Dia pun mengingatkan masyarakat untuk jangan terlampau panik saat terjadi gempa. Agar mereka bisa menyelamatkan diri secara aman dan hati-hati. “Cari titik aman, jangan langsung lari tabrak tembok, tabrak apa, kalau di rumah pelan-pelan larinya. Kalau sedang di kantor berarti lari ke titik kumpul,” pesan Hartono. (yud)