27.5 C
Mataram
Senin, 29 April 2024
BerandaAdvetorialDosen Universitas Bumigora Berhasil Kembangkan Media Belajar Berbasis Teknologi untuk Siswa Tunagrahita

Dosen Universitas Bumigora Berhasil Kembangkan Media Belajar Berbasis Teknologi untuk Siswa Tunagrahita

Mataram (Inside Lombok) – Kurangnya media pembelajaran yang inovatif untuk siswa disabilitas penyandang tunagrahita menjadi salah satu permasalahan yang terjadi di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 2 Mataram. Tunagrahita merupakan seseorang yang secara signifikan memiliki intelegensi di bawah 70 berdasarkan skala Wechsler Intelligence Scale For Children (WISC), sehingga individu yang menyandangnya memiliki fungsi intelektual di bawah rata-rata dan memiliki ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Anak dengan kondisi tunagrahita memiliki intelegensi sangat rendah yang disertai dengan ketidakmampuan untuk beradaptasi dalam perilaku yang muncul dalam masa perkembangannya. Tunagrahita mengalami permasalahan dalam belajar disebabkan oleh adanya hambatan perkembangan fisik, mental, dan sosial.

Penyandang tunagrahita membutuhkan pengucapan yang berulang untuk mengingat setiap kata yang diajarkan oleh gurunya. Keterbatasan media pembelajaran yang digunakan oleh guru tersebut mengakibatkan makin terhambatnya materi yang dapat diserap oleh siswa tunagrahita.

Tim Pengabdian Masyarakat yang diketuai oleh Sirojul Hadi, M.T melihat kejadian tersebut sebagai sebuah tantangan yang perlu mempunyai solusi secara nyata. Berdasarkan latar belakang tersebut, tim dosen Universitas Bumigora berhasil mengembangkan karya inovasi berupa Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Spelling English dengan Pronunciation Test Menggunakan Teknologi Internet of Things untuk Siswa Difabel.

- Advertisement -

Tim dosen ini terdiri dari Sirojul Hadi, M.T, Novia Zuriatun Solehah, M.Gz, dan Dedi Apriyanto, M.Pd. Media belajar ini dikembangkan karena kurangnya media pembelajaran yang digunakan untuk penyandang tunagrahita.

Siswa tunagrahita memiliki kondisi intelektual di bawah rata-rata sehingga akan mengalami kesulitan untuk menerima materi pembelajaran dengan metode dan media yang umum digunakan untuk siswa yang kondisi intelektualnya normal. Metode dan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan daya ingat siswa dalam memahami materi pembelajaran.

Jika materi pembelajaran dapat diserap dengan baik maka akan membuat siswa tunagrahita semakin mandiri ketika berada di masyarakat. Selain itu, siswa tunagrahita diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam Masyarakat.

Berdasarkan permasalahan tersebut tim Dosen Universitas Bumigora mengembangkan media belajar yang dapat meningkatkan daya ingat siswa dalam pronunciation dan Spelling English. Tim dosen Universitas Bumigora telah bekerjasama dengan SLBN 2 Mataram untuk melakukan uji coba media belajar tersebut ke siswa tunagrahita.

SLBN 2 Mataram memiliki Jumlah siswa tunagrahita ringan sebanyak 17 siswa untuk jenjang SMP dan 13 siswa untuk jenjang SMA. Siswa pada jenjang tersebut memiliki kemampuan untuk menerima pelajaran pronunciation dalam Bahasa Inggris. Media belajar pronunciation test berbasis teknologi internet of things (IoT) terdiri dari dua bagian yaitu bagian perangkat keras dan bagian perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari 12 kotak dengan masing-masing kotak terdapat lampu.

Kotak-kotak tersebut nantinya akan ditutup dengan gambar yang merepresentasikan kata yang diucapkan oleh siswa. Misalkan kata yang diucapkan oleh siswa yaitu “chicken” maka lampu akan menyala sehingga gambar chicken (ayam) akan terlihat terang karena disinari oleh lampu dari belakang. Pada gambar akan dilengkapi dengan ejaan kata dan terjemahan dari kata tersebut. Selain desain perangkat perangkat keras, sistem tersebut terdiri dari sistem perangkat lunak.

Perangkat lunak yang dikembangkan merupakan aplikasi Android. Aplikasi tersebut memiliki menu bluetooth, speech recognition, text to speech, dan menu on/off lampu. Setelah dilakukan uji coba pada alat tersebut, siswa tunagrahita merasa senang dan antusias dalam belajar Bahasa Inggris.

Alat pronunciation test telah berhasil diimplementasikan dan alat tersebut telah berhasil mengoreksi pengucapan dan ejaan setiap kata dalam Bahasa Inggris. Pengucapan dan ejaan yang diuji yaitu dua belas kata nama-nama binatang dalam Bahasa Inggris. (r)

- Advertisement -

Berita Populer