31.5 C
Mataram
Selasa, 30 April 2024
BerandaBerita UtamaCegah Penertiban Nelayan Terus-Terusan, Pemecah Gelombang Akan Dibangun di Meninting

Cegah Penertiban Nelayan Terus-Terusan, Pemecah Gelombang Akan Dibangun di Meninting

Mataram (Inside Lombok) – Ratusan nelayan Kota Mataram masih tetap bertahan di Senggigi untuk menghindari angin barat. Tahun depan, Pemerintah Provinsi NTB akan membuatkan jeti pemecah gelombang di kawasan Meninting sebagai tempat menyandarkan perahu bagi kelompok nelayan tersebut.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Irwan Herimansyah di Mataram mengatakan, pembangunan jeti pemecah gelombang sudah direncanakan sejak beberapa tahun lalu. Namun, anggaran yang disiapkan terkena refocusing sehingga tidak bisa direalisasikan.

“Jangka panjangnya itu yang sudah kita koordinasikan dengan Dinas Perikanan NTB. Harapan kami pembuatan jeti pemecah gelombang sudah dijanjikan tahun 2019, tapi dialihkan untuk kegiatan MotoGP dan Covid-19,” katanya.

Dia menambahkan, jika pembangunan jeti bisa direalisasikan maka para nelayan Kota Mataram tidak lagi menyandarkan perahunya di Desa Senggigi hingga menimbulkan persoalan. Kawasan Meninting disebut bisa menampung seluruh nelayan yang berasal dari Ampenan Kota Mataram.

- Advertisement -

“Itu informasi dari provinsi untuk ada jeti. Jadi nanti mereka nyandar di sana sekaligus. Itulah harapan kita kan. Bisa nanti dia nampung, karena panjang jeti 300-an meter,” katanya.

Saat ini sambung Irwan, para nelayan masih tetap di Senggigi sampai angin barat berakhir. Karena lokasi yang dipakai saat ini untuk menambatkan perahu disebut paling cocok. “Angin barat ini kan tinggal dua minggu. Harapan kita ya bersabarlah. Berbicara dengan semua nelayan mau mengikuti semua aturan dari Desa Senggigi, jika itu memang diterapkan,” katanya.

Adapun aturan yang ditekankan di Desa Senggigi yaitu masalah kebersihan lingkungan dan ketertiban. Terlebih lagi kawasan tersebut merupakan daerah wisata yang dikunjungi oleh banyak wisatawan.

Pemerintah Kota Mataram mengharapkan agar ada solusi dari persoalan nelayan tersebut. Sehingga tidak lagi penertiban yang dilakukan terhadap nelayan yang menambatkan perahu. “Kita duduk bersama. Tawaran yang kami tawarkan itu tidak diterima dan kami ditawarkan ke Pantai Duduk. Menurut investigas teman-teman perikanan provinsi itu terkena angin barat juga,” ujarnya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer