29.5 C
Mataram
Senin, 29 April 2024
BerandaBerita UtamaCerita Helena, Gadis Asal Kota Mataram Peserta GBN di Istana Negara

Cerita Helena, Gadis Asal Kota Mataram Peserta GBN di Istana Negara

Mataram (Inside Lombok) – Gita Bahana Nusantara (GBN) menjadi salah satu bagian yang tak terlupakan setiap HUT RI. Tahun ini, sebanyak empat anak muda Provinsi NTB ikut ambil bagian menjadi personel paduan suara dan orkestra tersebut. Salah satunya Helena Agnesia Hernanda, gadis asal Kota Mataram yang ikut tampil di Istana Negara.

Helena pun menceritakan pengalaman serunya menjadi perwakilan dari NTB pada GBN HUT RI ke 77 kemarin. Sebelum terpilih menjadi wakil Provinsi NTB, ia harus bersaing dengan sekitar 30 orang peserta lainnya.

“Ini ada audisi dan langsung jurinya dari pusat. Seleksinya di setiap provinsi. Kalau di NTB itu terpilih empat orang. Untuk bisa ikut audisi itu ada batasan umur yaitu 16-23 tahun,” katanya, Kamis (8/9).

Empat perwakilan NTB jadi peserta Gita Bahana Nusantara 2022 (Inside Lombok/ist)

Seleksi peserta GBN langsung dilakukan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB. Pada seleksi kali ini, pesertanya lebih banyak berasal dari Pulau Lombok. Karena untuk menentukan perwakilan, seleksi GBN hanya dilakukan di satu tempat.

- Advertisement -

“Jadi kalau dari Pulau Sumbawa itu harus datang ke Mataram untuk ikut seleksi,” ujar mahasiswi semester tiga Prodi Pendidikan Sosiologi FKIP Unram tersebut.

Menjadi peserta GBN sebelumnya hanya coba-coba. Karena biasa menjadi bagian dari tim paduan suara di gereja, menjadi modal Helena untuk bisa lolos pada seleksi tersebut. Bekal ilmu paduan suara di gereja sangat membantu untuk bisa lolos pada seleksi sebagai peserta GBN.

“Saya kan sering ikut paduan suara di gereja. Sudah dibekali lah. Di gereja juga sering, wajib malah menjadi paduan suara,” katanya. Saat menjadi bagian di GBN 17 Agustus 2022 kemarin, dia menyayangkan tidak bisa bersalaman langsung dengan presiden. Karena protokolnya sangat ketat, jadi para peserta hanya bisa menyapanya dari jarak jauh.

“Kalau untuk berjabat tangan itu tidak diperbolehkan. Pak Presiden sudah nyamperin kita ke panggung karena sakit tidak masuk ke dalam istana. Pada saat nyamperin kita itu juga Pak Presiden di jaga sama pengawalnya,” katanya.

Pengalaman menjadi peserta GBN tahun ini merupakan pengalaman pertamanya. Meski sudah terpilih menjadi perwakilan masing-masing daerah, sebelum perayaan HUT RI para peserta di tes lagi, sehingga dari ratusan peserta banyak yang tidak bisa ikut tampil.

“Kita dites lagi di sana. Kita kan sudah dites di Mataram ini, untuk masuk dalam sidang MPR tanggal 16 Agustus, kita dites lagi apakah kita layak atau tidak. Dari 131 anak cuma ada 20-an dan tidak semua tampil,” tuturnya.

Selama di Bogor katanya, semua ditanggung baik biaya transportasi dan lainnya. Para peserta hanya membawa bekal pada saat perjalanan dan pakaian yang dibutuhkan. “Kita cuma bawa bekal pada saat perjalanan saja. Kita ditanggung semuanya,” pungkasnya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer