29.5 C
Mataram
Senin, 29 April 2024
BerandaBerita UtamaHotel di Senggigi Full Booking, Homestay yang Ada Harus Dimanfaatkan

Hotel di Senggigi Full Booking, Homestay yang Ada Harus Dimanfaatkan

Lombok Barat (Inside Lombok) – Para pelaku usaha pariwisata di Senggigi, terutama perhotelan, akui ketersediaan kamar hotel yang ada tidak akan bisa menampung penonton MotoGP. Terlebih tamu tidak hanya datang dari luar daerah, tetapi juga luar negeri.

“Kalau dilihat secara total dari seluruh kamar yang ada, memang kekurangan sudah pasti ya,” ujar ketua Senggigi Hotel Association (SHA), I Ketut M Jayakusuma, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (11/01/2022).

Terlebih dari informasi yang diterimanya bahwa saat ini, dari sekitar 2 ribu kamar hotel yang ada di kawasan Senggigi sudah full booking. Sehingga alternatif untuk mengantisipasi itu, disebutnya bisa juga dengan membenahi homestay yang mati suri selama pandemi ini.

Penyiapan homestay untuk menampung tamu MotoGP disebut lebih bisa menjadi alternatif solusi yang membuat wisatawan lebih hemat waktu dan biaya akomodasi. Mengingat Menteri Pariwisata sempat mewacanakan agar para penonton yang tidak kebagian kamar hotel di Lombok, dapat dialihkan ke pulau Dewata, Bali.

- Advertisement -

“Kan homestay yang sudah lama tidak beroperasi bisa diperbaiki, dibetulin, kan lumayan itu bisa menambah suplai jadinya,” jelas dia.

Optimalisasi promosi penginapan-penginapan yang ada di kawasan Gili juga disebutnya dapat jadi pilihan. Terlebih kamar hotel di Gili dapat dijual dengan paket lengkap, mulai dari biaya penyebrangan dan perjalanan menuju Mandalika.

“Ini yang seharusnya dioptimalkan, baik oleh pemerintah maupun pihak swasta. Pemerintah bisa bantu fasilitasi akses transportasi,” paparnya.

Karena jika harus dialihkan ke Bali, dia menilai itu justru akan menjadi pertimbangan para wisatawan untuk jarak yang cukup jauh dengan lokasi sirkuit. Belum juga mengenai biaya akomodasi mereka untuk bolak-balik ke sana.

“Kalau pakai boat oke, tapi kalau dipikir-pikir akan banyak waktu yang habis di jalan. Bayangkan kalau misalnya tiga hari bolak-balik dari sini (Lombok, red) ke Bali kan juga bikin pusing. Dan butuh biaya lebih,” ungkapnya.

Solusi lain yang menurutnya cukup memungkinkan dengan menggandeng para investor untuk membangun tenda dengan nuansa kamping yang bisa ditingkatkan. Dan disesuaikan dengan data tambahan kamar yang dibutuhkan. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer