27.5 C
Mataram
Senin, 29 April 2024
BerandaBerita UtamaKorban Banjir Batulayar Pertanyakan Kepastian Perbaikan Rumah Mereka

Korban Banjir Batulayar Pertanyakan Kepastian Perbaikan Rumah Mereka

Lombok Barat (Inside Lombok) – Setelah banjir bandang yang menerjang Batulayar pada akhir 2021 lalu, puluhan keluarga masih menunggu kepastian kapan rumah mereka akan dibangun. Pasalnya, belasan di antaranya rusak berat sehingga ada yang terpaksa harus tinggal di huntara atau menumpang di rumah kerabat.

Terlebih di bulan puasa ini, mereka berharap agar segera ada kepastian kapan rumah mereka akan dibangun oleh pemerintah.

Kadus Batulayar Utara, Solihin menuturkan bahwa di daerah tersebut, terdapat 14 kepala keluarga (KK) yang rumahnya rusak berat, hingga tidak lagi bisa ditempati. Sementara rumah warga yang rusak sedang dan ringan berjumlah kurang lebih 52 KK.

“Dari 14 KK yang rusak berat itu ada yang tinggal di rumah sementara (huntara), dan menumpang di rumah keluarga. Kami sangat berharap pemerintah bisa segera membangun rumah warga. Karena tidak ada sama sekali tempat,” tuturnya saat dikonfirmasi beberapa hari lalu.

- Advertisement -

Sebagian dari korban yang tidak ada tempat untuk menumpang, saat ini membangun huntara berdinding triplek di kebun masing-masing. Setelah rumah mereka yang rata-rata merupakan rumah bantuan gempa diterjang banjir, kini mereka hanya bisa bermalam di huntara, sementara pada siang hari mereka pergi bekerja.

“Rata-rata kerja sebagai buruh lepas, buruh tani, kerjanya tidak ada yang tetap, tidak ada yang jadi pegawai,” tutur Solihin.

Untuk itu, warga terdampak banjir hanya bisa bekerja serabutan, dengan penghasilan tak seberapa. Terlebih di situasi pandemi yang serba tak menentu saat ini. “Untungnya ada proyek bronjong yang dibangun oleh BWS (Balai Wilayah Sungai) NT 1, jadi banyak yang bekerja di sana,” imbuh dia.

Diterangkan, kendati beberapa rumah masuk kategori rusak ringan dan sedang, kondisi tembok dan atap yang jebol menyebabkan warga tak lagi berani menempatinya. Meski ada juga yang terpaksa tinggal, karena mereka sudah tidak punya pilihan lain.

“Banyak warga yang bertanya kapan dibangunkan rumahnya, ya kami hanya bisa menjawab tunggu kepastian dari pemerintah,” lirihnya. Solihin juga menyebut, sebagai alternatif solusi, banyak warga yang rumahnya masuk dalam radius rawan bencana perlu direlokasi.

Pemerintah diharapkan dapat memberikan lahan untuk mereka bisa membangun rumah di lokasi yang lebih aman. Karena diakuinya, banyak warga yang tidak memiliki lahan lain. Sehingga mau tidak mau akan kembali membangun di lokasi awal karena tidak punya tanah.

“Mereka maunya membangun di lokasi awal karena tak punya tanah yang lain. Tapi kita berharap dan warga tentu akan sangat bersyukur kalau pemerintah juga bisa membantu mengadakan lahan,” harapnya. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer