32.5 C
Mataram
Sabtu, 20 April 2024
BerandaBerita UtamaMelihat Pencinta Onthel di NTB, Guyub Jaga Silaturahmi dengan Jiwa Muda

Melihat Pencinta Onthel di NTB, Guyub Jaga Silaturahmi dengan Jiwa Muda

Mataram (Inside Lombok) – Ratusan pencinta sepeda onthel atau yang sering juga disebut sepeda tua memadati ruas Jalan Majapahit, Mataram, Minggu (19/2) pagi. Mereka berbaris di Taman Budaya NTB, hendak melakukan gowes atau bersepeda bareng mengelilingi Kota Mataram.

Pemandangan yang muncul dari ratusan onthelis dan onthelista itu pun tak ayal menarik perhatian. Mulai dari gaya para pencinta sepeda tersebut, hingga onthel sendiri yang memiliki daya tarik khasnya sebagai hal yang antik.

Guyubnya para pencinta onthel tersebut dalam rangka merayakan hari ulang tahun Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI) NTB yang menginjak usia satu tahun. Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana yang turut hadir mengibaratkan kekompakan onthelis dan onthelista di Minggu pagi tersebut sebagai sebuah perjalanan mengendarai sepeda; terus bergerak dan tahu bahwa pada titik tertentu akan berhenti dan turun, dan memahami bahwa jika berhenti bergerak dan tidak turun, maka akan terjatuh.

Pelepasan gowes anggota KOSTI NTB oleh Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana. (Inside Lombok/ist)

Menurut Mohan, KOSTI yang menaungi para pencinta onthel terus mendukung mereka mengayuh pedal kebersamaannya selama ini. Mengayuh pedal sepeda tua, agar jiwa tetap muda, muda dalam kebersamaan.

- Advertisement -

“Saya memberikan apresiasi kepada KOSTI NTB yang sudah bisa merawat suasana kebersamaan dan persaudaraan ini. Kehadiran sebuah komunitas tidak lain adalah karena memang kebutuhan untuk menyalurkan hobi, tetapi di sisi lain juga tentu ada kepentingan semangat untuk berbagi dengan semangat sosial, sehingga keberadaan setiap komunitas bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat maupun anggotanya,” ujar Mohan.

Didampingi Ibu Walikota Mataram, Hj. Kinnastri Roliskana, Mohan mengaku merasa senang bisa berada di tengah para pencinta onthel yang terus memupuk kebersamaan dan persaudaraan dengan semangat “Satu Sepeda, Sejuta Saudara” tersebut.

Peluncuran Oemar Bakri KOSTI NTB. (Inside Lombok/ist)

Mohan mengakui, bukan hal yang mudah mempertahankan eksistensi sebuah komunitas, mengingat di dalamnya terdiri dari beragam karakter yang berbeda-beda. Untuk memahami satu sama lain tentu membutuhkan proses yang panjang. Eksistensi inilah yang perlu untuk diapresiasi sebagai modal untuk bertahan ke depannya.

Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) NTB selaku lembaga yang mewadahi KOSTI NTB pun memberi apresiasi atas berhasilnya komunitas itu menaungi minat dan talenta para pencinta onthel di NTB. “Atas nama KORMI saya menyampaikan apresiasi pada KOSTI NTB yang begitu berkembang dan eksis di NTB. Semoga KOSTI makin jaya, menjadi rumah kita bersama,” ujar Sekretaris KORMI NTB, Sri Budi Hastuti Yani.

Ketua KOSTI NTB, Agus Cahyono menyebut meski KOSTI di NTB tergolong masih muda dan baru berusia 1 tahun, berbagai kegiatan telah dilakukan anggota komunitas tersebut, khususnya dalam memperingati HUT KOSTI yang pertama. Mulai dari gotong-royong membersihkan destinasi wisata di Pantai Gading, donor darah, pembersihan situs-situs budaya hingga pemeriksaan mata dan pembagian kacamata gratis di Pulau Sumbawa.

Gerobak Oemar Bakri KOSTI NTB. (Inside Lombok/ist)

“Semangat kita mulai dengan membangun kekompakan dan memberikan manfaat pada masyarakat NTB, jadi apa yang kita lakukan alhamdulillah mendapat perhatian dari masyarakat dan pemerintah daerah. Supaya keberadaan KOSTI jangan hanya bermanfaat bagi anggota saja, tapi bagi masyarakat luas dan kemajuan NTB,” ujar Agus.

Disebutnya, meski melakoni hobi menaiki sepeda onthel sejatinya untuk kesehatan masing-masing personel, aspek silaturahmi yang muncul juga tidak bisa dipandang sebelah mata. “Karena sepeda ini hanya sarana, tapi yang utama adalah silaturahmi. Ini kekayaan kita yang luar biasa,” jelasnya.

Semangat kebersamaan itu pun terlihat dari ramainya gowes sepeda onthel yang dilangsungkan Minggu pagi, dimulai dari depan Taman Budaya NTB menuju arah Malomba, hingga kembali dari perempatan Bank Indonesia-Islamic Center ke Jalan Sriwijaya. Gowes tersebut diramaikan onthelis dan onthelista dari Kota Mataram, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat, hingga Pulau Sumbawa.

Begibung para onthelis dan onthelista di perayaan HUT ke-1 KOSTI NTB. (Inside Lombok/ist)

Selain melakukan gowes bersama, KOSTI NTB juga meluncurkan gerakan Oemar Bakri atau Onthel Gemar Membaca untuk Negeri. Hal ini dilakukan dengan membuat perpustakaan gerobak keliling menggunakan sepeda onthel yang dimiliki anggota.

Guna memupuk kedekatan antar anggota, dilakukan juga seremoni makan dengan cara begibung, atau makan bersama khas Suku Sasak. “Tradisi makan bersama masyarakat Lombok yang disebut begibung, ini suatu budaya yang membuat kita bisa semakin akrab,” ujar Agus.

Di tengah kebersamaan itu, ia pun mengajak para anggota pencinta sepeda tua untuk terus guyub dan melakukan kebaikan-kebaikan. Terlebih anggota KOSTI NTB sendiri terus bertambah hingga saat ini.

“Mari sama-sama kita jaga eksistensi KOSTI, karena sudah mendapat hati di masyarakat NTB. Ketika Kosti dibentuk 20 Februari 2022, anggotanya baru 13 (klub), dan sekarang sudah ada 20 (klub),” pungkas Agus. (r)

- Advertisement -

Berita Populer