26.5 C
Mataram
Rabu, 1 Mei 2024
BerandaBerita UtamaOkupansi Hotel di Senggigi Melonjak di Malam Pagelaran Budaya

Okupansi Hotel di Senggigi Melonjak di Malam Pagelaran Budaya

Lombok Barat (Inside Lombok) –Rata-rata okupansi hotel di kawasan Senggigi mengalami peningkatan pada akhir pekan kemarin. Khususnya setelah pertunjukan seni dan budaya wayang Sasak dan Jawa, hingga tari tradisional dan pameran tanaman hias yang digagas Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Barat sukses digelar.

Gelaran tersebut merupakan pembuka bagi event “Pesona Senggigi” yang akan mewarnai akhir pekan di bulan Oktober ini. Dengan kegiatan tersebut hotel-hotel yang menjadi lokasi pertunjukan seni tradisional mengaku hunian pada malam Minggu lalu rata-rata di atas 50 persen.

Kila Senggigi yang menjadi lokasi pertunjukan wajah Sasak dengan dalang Mamiq Lalu Nasib menjadi salah satu resort dengan okupansi tinggi di atas 50 persen. “Okupansi kita pada malam ini mencapai 67 persen. Dari 167 kamar yang tersedia, yang terisi sekitar 83 kamar” ungkap Direktur Pemasaran Kila Senggigi Beach, Aan Sadikin, Sabtu (02/10).

Dengan capaian tersebut, pihaknya mengapresiasi langkah berani Dispar dalam menggandeng para tokoh budaya setempat. Terutama untuk membantu menggeliatkan kembali pariwisata di kawasan Senggigi.

- Advertisement -

“Tentu kita sangat mensupport sepenuhnya Road to Festival Pesona Senggigi 2021. Kita sangat apresiasi, Dispar Lobar berani melakukan gebrakan seperti ini” imbuhnya.

Senada, General Manager (GM) Aruna Senggigi Resort, Weni Kristanti menyebut okupansi ditempatnya mengalami peningkatan. Terlebih setelah Aruna dipilih sebagai lokasi pertunjukan wayang kulit Jawa yang sukses menarik antusiasme penonton, terutama warga Jawa yang menetap di Lombok dan merindukan kampung halamannya.

Bazar makanan tradisional yang diselenggarakan pihak hotel pun mampu menarik minat masyarakat yang menonton. “Ini juga bisa menjadi salah satu promosi wisata kita. Geliat acara yang seperti ini akan mampu menjadi spotlight. Karena sudah mulai banyak wisatawan dari luar Lombok yang bertanya-tanya” katanya.

Pertunjukan kebudayaan diakui Weni dapat menjadi daya tarik agar wisatawan kembali ke Senggigi. Salah satunya terbukti dengan okupansi Aruna yang mencapai 70 persen saat festival budaya digelar.

Tidak hanya wayang, pertunjukan tari Gandrung, musik cepung dan kolaborasi yang diadakan di The Jayakarta hotel pun mampu menarik antusiasme masyarakat. General Manager hotel Jayakarta, Cherry Abdul Hakim menilai konsep festival kali ini cukup berbeda dengan yang sebelumnya. Konsep ini pun dinilainya tepat sasaran.

Biasanya, menurut Cherry festival budaya kerap digelar di jalan raya. Namun kini diselenggarakan di hotel. Dirinya menyebut konsep tersebut telah lama diharapkan para pelaku wisata. “Konsep inilah yang sebenarnya selama ini diinginkan para pelaku wisata di kawasan Senggigi. Ada kesenian dan kebudayaan sasak yang bisa ditampilkan di hotel sebagai pertunjukan yang menarik bagi wisatawan” bebernya.

Dengan begitu wisatawan yang menginap tidak hanya menikmati fasilitas hotel, melainkan juga atraksi kebudayaan yang sudah jarang ditemui. Khusus di Jayakarta sendiri okupansi saat malam pagelaran budaya mencapai 80 persen dari 120 kamar yang tersedia.

“Alhamdulillah event ini membawa berkah, di Jayakarta ada 120 kamar yang dibuka dan yang terisi 100 kamar. Itu artinya okupansi kami sekitar 80 persen” jelas Cherry.

- Advertisement -

Berita Populer