26.5 C
Mataram
Selasa, 30 April 2024
BerandaBerita UtamaPenggundulan Bukit untuk Lahan Jagung di Loteng, Kadis PUPR: Ini Tidak Ramah...

Penggundulan Bukit untuk Lahan Jagung di Loteng, Kadis PUPR: Ini Tidak Ramah Lingkungan

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Gundulnya perbukitan di sekitar enam desa penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika perlu menjadi perhatian. Pasalnya, kondisi lahan yang dibuka untuk penanaman jagung tersebut disinyalir menjadi salah satu penyebab banjir yang sering terjadi di wilayah tersebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Loteng, Rahadian menyebut Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) bukit masih berputar di sekitar enam desa penyangga KEK Mandalika.

“RDTR-nya kita tetapkan tahun kemarin, pohon yang ditebang di bukit sepanjang jalan bypass Mandalika itu memang berpengaruh,” ujarnya, Rabu (28/12/2022).

Dikatakan, RDTR di baru ada di enam desa penyangga KEK Mandalika yang seharusnya menjadi kawasan hijau. Namun kawasan hijau dalam pengertian apa, diakui belum cukup jelas. “Artinya kalau kawasan hijau, tanaman jagung juga kan hijau,” katanya.

- Advertisement -

Ia menjelaskan, bahwa dalam RDTR yang telah ada perlu ada penegasan-penegasan kembali. Namun hal itu merupakan program pemerintah.

“Jagung juga program pemerintah. Kita harus bicara dengan Dinas Pertanian, tetapi kita harus ingat bahwa keberlanjutan lingkungan itu paling penting. Namun tidak dirincikan untuk tanaman apa,” jelas Rahadian.

Di sisi lain, ia menginformasikan bahwa Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB akan mengadakan program agroforestry di wilayah sekitar Mandalika, khususnya di Desa Rembitan dan Desa Tumpak. Upaya itu berusaha menjawab persoalan bukit-bukit yang gundul pembukaan lahan.

Rahadian menuturkan, dalam pembahasan saat gelaran FGD tentang agroforestry saat itu ada penanaman jagung sekitar hampir 50 persen dalam luasan lahan yang dibuka. Namun pihaknya menolak rencana itu.

“Hampir 50 persen dari luasan itu (direncanakan) ditanami jagung, tapi saya tolak. Saya bilang ini tidak ramah lingkungan,” pungkasnya. (fhr)

- Advertisement -

Berita Populer