28.5 C
Mataram
Jumat, 29 Maret 2024
BerandaBerita UtamaPeringatan Hari Air Dunia, Momentum Atasi Krisis Air di NTB

Peringatan Hari Air Dunia, Momentum Atasi Krisis Air di NTB

Lombok Tengah (Inside Lombok)- Memperingati ke 29 Hari Air Dunia (HAD), Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I melakukan penanaman 750 pohon di area hijau Bendungan Pengga Desa Plambik Kecamatan Praya Barat Daya, Senin (22/3/2021).

Penanaman dilakukan antara BWS Nusa Tenggara I dengan Ikatan Pensiunan Pekerjaan Umun dan Perumahan Rakyat (IPPU) Wilayah NTB serta perwakilan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah yakni Camat Praya Barat Daya dan Kepala Desa Pelambik.

Tanaman yang ditanam berupa pohon buah-buahan seperti nangka, mangga, jambu mete dan kemiri sunan. Kepala BWS Nusa Tenggara I, Hendra Ahyadi mengatakan, penanaman pohon ini adalah upaya mengajak masyarakat berperan aktif dalam konservasi air. Sekaligus mengembangkan potensi ekonomi lokal di sekitar bendungan tanpa mengganggu fungsi utama bendungan sebagai tampungan air.

“Dalam rangka memperingati HAD ke-29, Kementerian PUPR akan memanfaatkan area sabuk hijau bendungan untuk ditanami berbagai jenis pohon bernilai ekonomis,”katanya.

- Advertisement -

Dia juga berharap agar peringatan HAD yang salah satu rangkaiannya berupa penanaman pohon ini bukan sekedar acara seremonial, tetapi benar-benar merupakan suatu upaya yang efektif untuk mengatasi ancaman krisis terhadap sumber daya air yang terjadi saat ini.

“Peringatan HAD merupakan momentum untuk memperbaharui komitmen bersama terhadap usaha penyelamatan air,”katanya.

Peringatan HAD ini juga diharapkan mampu mendorong tumbuhnya upaya-upaya dari seluruh kalangan masyarakat dalam mendukung pengelolaan sumber daya air mencakup konservasi SDA, pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak air.

Dia menerangkan, tema Peringatan HAD tahun 2021 ini adalah Mengelola Air, Menjaga Kehidupan (Valuing Water). Hal itu karena melihat ketahanan sumber daya air di NTB kini sudah mencapai tingkat kritis.

“Ke depan ketahanan air di NTB akan terus berkurang seiring dengan bertambahnya permintaan akan air,”imbuhnya.

Hal tersebut disebabkan karena adanya pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, terdapat potensi air sungai mengalir begitu saja ke sungai, laut dan tempat yang lain tanpa melalui proses pengolahan.

“Maka dari itu, diperlukan teknologi tepat guna untuk mengelola dan memanfaatkan potensi air untuk mendukung ketahanan air,”imbuhnya.

Disadari bahwa air bukan saja untuk dikelola tetapi juga perlu untuk diselamatkan. Pasalnya, penebangan hutan secara liar, lahan rusak menyebabkan makin menipisnya cadangan lahan untuk menampung air.

Sehingga Daerah Aliran Sungai (DAS) tidak lagi mendukung. Hal ini merupakan ancaman serius bagi ketersediaan air di masa sekarang dan di masa depan.

Bencana suatu saat akan mengancam. Di musim kemarau air menjadi sangat langka, di musim hujan air berubah menjadi banjir yang setiap saat akan mengancam keselamatan jiwa manusia.

“Apa yang saya katakan ini bukan lagi sekedar cerita, namun hal yang benar-benar terjadi di akhir tahun 2016 yang lalu yaitu kejadian banjir secara merata di seluruh Kabupaten/Kota di NTB dan khusus di Kota Bima mengalami kejadian banjir yang paling parah, dan termasuk dalam kategori bencana alam nasional,”tandasnya.

Pada awal tahun ini banjir bandang menerjang daerah Sekotong Kabupaten Lombok Barat akibat meluapnya Sungai Kelep di Kecamatan Sekotong. Selain itu, banjir juga terjadi di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur.

Bencana-bencana tersebut terjadi akibat gundulnya hutan dan adanya pertambangan yang kurang memperhatikan lingkungan.

Dalam menanggulangi masalah tersebut telah dilakukan upaya-upaya penanganan banjir secara terpadu baik melalui upaya struktur maupun non struktur.

“Upaya non struktur salah satunya dengan melakukan penanaman pohon,”ujar dia.

Sementara itu, Ketua Panitia HAD ke-29, I Nyoman Suartika mengatakan, peringatan HAD di NTB dari tahun-ketahun diupayakan lebih baik, dengan memperluas cakupan penyelenggaraan serta meningkatkan keterlibatan berbagai elemen terkait baik pemerintah, masyarakat, dunia usaha sebagai pemilik dan pelaksana kegiatan.

“Kegiatan ini dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19,”terangnya.

Adapun persiapan kegiatan penanaman pohon dilaksanakan sejak tanggal 19 Maret 2021 dan dirayakan serentak pada awal pekan ini di area hijau Bendungan Pengga Kabupaten Lombok Tengah.

Bendungan Pengga memiliki luas genangan 430 Ha dengan luas area hijau yang ditanami 2 Ha. Bibit yang ditanam dengan tinggi 1,5 -2 m.

- Advertisement -

Berita Populer