25.5 C
Mataram
Rabu, 1 Mei 2024
BerandaBerita UtamaPKL Disiapkan 15 Stan Dagang Saat MotoGP

PKL Disiapkan 15 Stan Dagang Saat MotoGP

Mataram (Inside Lombok) – Keterlibatan semua pihak pada perhelatan MotoGP Maret mendatang sudah dimatangkan. Seperti keterlibatan pedagang kaki lima (PKL) yang difasilitasi dengan pengadaan 15 stan di bagian dalam dan luar Sirkuit Mandalika.

Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima (Apkli) NTB, Abdul Majid mengatakan para PKL terutama untuk di Lombok Tengah sudah sangat siap menyambut gelaran MotoGP. Bahkan jajaran Apkli Lombok Tengah telah melakukan pendampingan untuk kerajinan bagi PKL yang akan dipromosikan di MotoGP.

“Kita juga dari PKL lewat Aplki sudah minta di ITDC untuk disiapkan stan. Alhamdulillah sudah ada jawabannya. Yang baru oke 15 stan, kita belum tahu yang di luar dan dalamnya berapa,” ujar Abdul Majid, Jumat (4/2).

Jenis produk PKL yang sudah disiapkan berbagai macam. Mulai dari segi kuliner, kerajinan tangan, dan oleh-oleh khas Lombok. Tentunya yang disiapkan bagi para penonton MotoGP, terutama untuk kuliner ini. Pasalnya, kuliner menjadi produk yang banyak dicari oleh para penonton.

- Advertisement -

“Kita kulinernya ada dan ada makanan khas Lombok, seperti rempeyek pedas. Karena itu belum ada juga jadi itu kita siapkan,” tuturnya.

Sementara itu, PKL-PKL yang terlibat hanya berpusat pada PKL di wilayah Lombok Tengah saja. Mengingat jumlahnya saja cukup banyak. Sedangkan PKL-PKL di kabupaten/kota lainnya untuk sementara tidak dilibatkan.

Kendati demikian, Apkli NTB berharap ada penambahan stan yang diberikan oleh pihak ITDC agar bisa menampung lebih banyak PKL di Lombok Tengah. “Kalau hanya 15 stan saya rasa masih kurang. Nanti itu tidak cukup buat semua PKL-PKL ini. Mudah-mudahan ada penambahan diberikan,” imbuhnya.

Di sisi lain, untuk PKL yang akan mengisi di stan-stan yang disiapkan oleh ITDC sejauh ini tidak ada standarisasi harus dipenuhi. Namun sudah ada beberapa PKL tengah dibina terutama untuk yang kerajinan.

“Kalau kita dari Apkli hanya standarnya jualan saja, kalau terkait standarisasi lainnya belum ada. Hanya yang masih dibina untuk kerajinan kurang lebih 30 PKL,” pungkasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer