28.5 C
Mataram
Jumat, 19 April 2024
BerandaDaerahWaspada Kekeringan, BWS Minta Petani Bijak Manfaatkan Air

Waspada Kekeringan, BWS Minta Petani Bijak Manfaatkan Air

Mataram (Inside Lombok) – Kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah di NTB perlu diwaspadai oleh para petani. Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (BWS NT) I pun menyarankan seluruh pihak yang berkaitan dengan pertanian agar bijak memanfaatkan air. Mengingat dalam menghadapi musim kemarau saat ini, ketersedian air masih di bawah kapasitas normal.

Kepala BWS NT I, Tampang mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan BMKG terkait kondisi cuaca dan kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah. Jika menghadapi musim kemarau, BWS NT I telah membuat simulasi dan optimasi berapa sebenarnya luasan yang bisa ditanami dengan ketersediaan air yang ada miliki. Sehingga, antara kebutuhan air dan ketersediaannya menjadi berimbang.

“Kondisi iklim tahun ini agak berbeda dari keadaan tiga tahun sebelumnya. Kalau sebelumnya kemarau agak basah. Kalau sekarang prediksinya memang elnino. Kemungkinan ketersediaan airnya dibawah normal,” ujar Tampang, saat ditemui di kantornya, Kamis (8/6).

Saat ini jumlah bendungan di Provinsi NTB sebanyak 77 bendungan, terbanyak di Indonesia. Namun keterisian airnya tidak merata, di mana ada yang keterisian airnya di bawah normal, seperti di Pulau Sumbawa. Kemudian ada juga ketersediaan airnya pada level normal seperti di Pulau Lombok.

- Advertisement -

“Terhadap ketersediaan air di bendungan ini, terutama di titik-titik yang ketersediaannya di bawah normal, kami sudah melakukan koordinasi agar melakukan penghematan pemanfaatan air, supaya bisa bertahan hingga awal musim hujan berikutnya,” terangnya.

Dikatakan, karena melihat kondisi tersebut maka untuk kebutuhan air harus mengikuti ketersediaan. Begitu juga sebaliknya, jangan sektor pertanian mengutamakan kebutuhan maupun kepentingan, tetapi tidak memperhatikan ketersediaan air pada masa tanam. Tentu saja hal tersebut tidak akan berimbang.

“Jangan lebih besar pasak dibanding tiang. Temen-temen yang di Pertanian, tolonglah membuat program atau rencana, menyesuaikan dengan ketersediaan air. Kecuali menanam tidak membutuhkan air,” ungkapnya.

Artinya jangan sampai petani memaksa tanam untuk mengejar target produksi, sementara ketersediaan airnya terbatas. Dampaknya, bisa mengakibatkan kekeringan (puso). “Ujungnya, BWS yang disalahkan. Jangan sampai seperti itu, mari bijak – bijak saja memanfaatkan sumber daya air,” imbuhnya.

Untuk diketahui, BMKG mengeluarkan peringatan dini kekeringan di NTB. Peringatan dini kekeringan meteorologis pada level SIAGA terdapat di Kabupaten Lombok Tengah, (Kecamatan Janapria), Kabupaten Lombok Utara yaitu di wilayah Kecamatan Bayan), Kabupaten Lombok Timur (Kecamatan Sakra Barat, Sambelia, dan Terara), Kabupaten Sumbawa (Kecamatan Batulanteh dan Lape), Kabupaten Dompu (Kecamatan Pajo), Kabupaten Bima (Kecamatan Lambu, Madapangga, Sape, dan Wawo).

Sedangkan peringatan dini kekeringan meteorologis pada level WASPADA terdapat di Kabupaten Lombok Tengah (Kecamatan Batukliang, Praya, dan Praya Barat), Kabupaten Lombok Timur (Kecamatan Jerowaru, Keruak, Sembalun dan Sikur), Kabupaten Sumbawa (Kecamatan Alas, Labangka, Labuhan Badas, Plampang, Rhee, dan Utan), Kabupaten Dompu (Kecamatan Dompu, Hu’u, Kempo, dan Kilo), Kabupaten Bima (Kecamatan Bolo, Donggo, Parado, Sanggar, dan Soromandi), Kota Bima (Kecamatan Raba dan Rasanae Timur). Masyarakat NTB, dihimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer