31.5 C
Mataram
Kamis, 18 April 2024
BerandaEkonomiDua Investor Tertarik Bangun Pabrik Bioenergi di NTB

Dua Investor Tertarik Bangun Pabrik Bioenergi di NTB

Mataram (Inside Lombok) – Dua investor luar negeri melirik investasi energi terbarukan atau bioenergi dari limbah pertanian di NTB. Gas yang dihasilkan dari pabrik itu pun diproyeksikan memiliki kapasitas cukup besar untuk industri, sehingga rencana investasi itu akan sejalan dengan program industrialisasi yang digenjot Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB.

“Kemarin itu kita Gerbang NTB Emas (GNE) bekerja sama dengan perusahaan Mitsui dan Kaltimex Energi, jadi rencananya akan membangun pabrik bioenergi. Ini pertama di Indonesia,” ujar Direktur Utama PT GNE, Samsul Hadi saat ditemui, Kamis (8/6).

Jika nantinya pabrik tersebut sudah beroperasi, kapasitas produksinya mencapai 6-10 ton gas bioenergi per hari. Sementara bahan baku yang digunakan sehingga menghasilkan energi terbarukan yakni dari tongkol jagung. Mengingat NTB sendiri merupakan daerah penghasil jagung, yang limbahnya seperti tongkol jagung belum banyak diolah.

“Nanti dihasilkan gas (dari pengolahan tongkol jagung). Ini program merupakan program strategis dari kementerian ESDM untuk kebutuhan gas. Dia menghasilkan gas yang standar industri yang 50 kilogram,” terangnya.

- Advertisement -

Saat ini pembangunan pabrik gas tersebut tahapannya sudah dibolehkan HTR (hutan tanaman rakyat) untuk kawasan yang berada di Dusun Bakong Dasan, Lembar, Lombok Barat. Di mana salah satu perusahaan telah membeli lahan di sana.

“Mereka bebaskan, jadi PT Kaltimex Energi membeli lahan. Mitsui ini kan perusahaan Jepang yang tua. Mereka tertarik, karena perusahaan besar ini punya beban karbon di negaranya. Kita di negara-negara tropis ini, menjadi tempat mereka untuk bisa membayar beban karbonnya,” jelasnya.

Nilai bisnis dari rencana investasi itu pun diakui cukup besar manfaatnya. Terutama untuk sektor pertanian dan lingkungan. “Karena ini adalah energi baru terbarukan dan ini juga selaras apa yang diperjuangkan Pak Gubernur dan Wagub. Menekan net zero emission,” bebernya.

NTB sendiri menargetkan bisa bebas emisi karbon atau net zero emission pada 2050 mendatang. Untuk itu, BUMD di NTB seperti GNE harus menggandeng mitra supaya target ini bisa cepat terpenuhi. “Groundbreaking pada 17 agustus 2023 nanti,” lanjut Hadi.

Dikatakan pabrik ini merupakan investor gabungan dari perusahaan asal Singapura dan perusahaan asal Jepang. “Jadi kita (berperan) mengamankan bahan bakunya, stoknya sama penjualan produknya. Berarti kita memasok bahan baku dan memasarkan hasil produksinya,” tuturnya.

Untuk bahan bakunya yakni tongkol jagung dari masyarakat atau petani jagung. Karena tongkol jagung ini mempunyai karbon yang cukup tinggi sekitar 43,42 persen, sehingga cocok dijadikan bahan baku gas.

“Tapi nanti akan merambah lagi dengan batangnya untuk dimanfaatkan selain dari tongkol jagung tadi. Harapan kita juga limbahnya ini juga akan menghasilkan pupuk organik. Itu nanti yang juga bisa kita balikin ke petani untuk meningkatkan produksi (jagung),” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer