26.5 C
Mataram
Senin, 27 Mei 2024
BerandaEkonomiPembelian Perhiasan Emas Naik Selama Ramadan, Tapi Biasa Dijual Lagi Seminggu Setelah...

Pembelian Perhiasan Emas Naik Selama Ramadan, Tapi Biasa Dijual Lagi Seminggu Setelah Idulfitri

Mataram (Inside Lombok) – Ramadan tidak hanya identik dengan membeli takjil maupun pakaian baru. Salah satu hal yang juga sudah menjadi tren di masyarakat adalah membeli perhiasan emas. Tidak terkecuali pada Ramadan 1444 Hijrian tahun ini, pembelian emas di NTB tercatat meningkat hingga puluhan persen.

“Puncaknya diperkirakan seminggu sebelum lebaran Idulfitri 1444 H. Pembelian perhiasan emas naik hingga 50 persen,” kata Ketua Asosiasi Perajin Emas dan Mutiara NTB, H. Fauzi, Senin (3/4).

Menurutnya peningkatan pembelian emas memang sudah menjadi tradisi masyarakat setiap tahunnya, terutama di momen lebaran. Tentunya ini menjadi momentum bagi pengusaha perhiasan emas untuk memproduksi berbagai motif dan model.

“Sebelum (pandemi) Covid-19, pembelian emas itu bisa sampai 200 persen. Kalau sekarang agak turun,” ungkapnya. Apalagi saat ini tren masyarakat memiliki emas sudah berbeda.

- Advertisement -

Diterangkan Fauzi, dahulu membeli emas sering ditujukan untuk investasi maupun diwariskan. Namun sekarang emas sudah dijadikan kebutuhan sesaat, yang mana setelah dibeli akan dijual kembali dalam waktu dekat, terutama jika pemiliknya membutuhkan dana.

Terkait pembelian emas selama Ramadan, para pembeli emas disebutnya biasa menjual kembali emas mereka seminggu setelah lebaran Idulfitri. “Masyarakat juga sudah cerdas. Dulu emas yang dibeli emas kadar rendah karena harganya lebih rendah. Rata-rata sekarang lebih memilih beli emas 22 karat, kadar emasnya lebih tinggi,” terangnya.

Lebih lanjut, karena harganya cenderung stabil bahkan naik dan dengan kualitas tidak berubah, emas masih cepat diperjual-belikan. Namun meskipun permintaan emas tinggi saat ini, harganya tidak ada kenaikan. “Harga emas sekarang ini Rp925.000 per gram. Sesuai harga perdagangan pasar internasional, kita juga tidak bisa naikin meskipun permintaan tinggi,” jelasnya.

Sementara, permintaan perhiasan mutiara justru cenderung stagnan. Mengingat pasar mutiara yang paling dominan dari wisatawan, atau pembeli dari luar NTB. Dengan dana pas-pasan masyarakat saat ini, tidak sedikit juga yang mencari perhiasan lapis emas. Menyesuaikan dengan daya belinya.

“Misalnya cincin lapis emas, harganya bisa Rp100 ribu sampai Rp150.000. Yang penting bisa pakai perhiasan saat lebaran. Walaupun murah, yang penting tidak mengurangi maknanya pakai perhiasan,” pungkasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer