30.5 C
Mataram
Jumat, 26 April 2024
BerandaEkonomiPetani Minyak Kayu Putih Didorong Bermitra dengan Industri

Petani Minyak Kayu Putih Didorong Bermitra dengan Industri

Mataram (Inside Lombok) – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB mendorong para petani kayu putih bermitra dengan industri. Mengingat potensi minyak kayu putih dihasilkan dan diproduksi di NTB tidak kalah dengan produk pabrik besar. Apalagi dengan adanya industri minyak kayu putih di NTB, mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sampai dengan 2023, ditargetkan 40 ribu hektare untuk tanaman rehabilitasi hutan dan lahan untuk tanaman kayu putih, buah-buahan, dan kayu-kayuan. Sedangkan pada 2022 seluas 4.5 ribu hektare di antaranya ada kayu putih. Bahkan sudah ada industri di NTB yang mengelola kayu putih menjadi produk minyak.

“Produksinya saya belum monitor sekarang berapa, kalau dulu 60 ton daun per hari. Kami fokusnya di petani-petani lingkar kawasan hutan, sekarang kita akan ada persiapan untuk panen kayu putih di Pringgabaya, Lombok Timur,” ujar Kepala DLHK NTB, Julmansyah, Senin (29/5).

Secepatnya akan dilakukan panen kayu putih tersebut, karena hampir semua lokasi perhutanan sosial yang ada di Lombok Timur dan Lombok Tengah bagian selatan ditanami oleh tanaman minyak kayu putih. Saat ini saja sudah ada contoh produknya di showroom KPH Rinjani Barat dan industri pengelola minyak kayu putih tetap jalan terus walaupun perlahan-lahan.

- Advertisement -

“Di Lombok Tengah bagian selatan itu, sudah kita dorong petani kayu putih bermitra bersama industri minyak kayu putih di Lombok Timur. Ada namanya PT. Galih Tulen Atsiri Lombok,” katanya.

Maka dari itu DLHK mendorong kerja sama antara petani sebagai penyedia bahan baku dengan pabrik sebagai prosesingnya untuk minyak kayu putih. Terlebih kayu putih itu tumbuh di semua tempat, termasuk di tanah bebatuan. Hanya saja bagaiamana sekarang menyakinkan masyarakat dapat menggarap itu. Karena saat ini dominan masyarakat menanam tanaman semusim, khususnya di Sumbawa bagian timur.

“Itu kami harus menyakinkan masyarakat agar mereka beralih ke tanaman kelor ataupun kayu putih karena hasilnya jelas, produknya jelas,” terangnya.

Disisi lain, saat disinggung soal investor di kehutan banyak masuk diakui memang banyak. Apalagi jika ada investor yang melirik tanaman minyak kayu putih ini. Meskipun banyak investor, tetapi realisasinya sangat terbatas, karena salah satunya sedang berproses, dimana prosesnya di Jakarta semua. “Sekarang investasi kehutanan tidak ada yang di pemprov pasca UU Cipta Kerja. Semua di pusat,” jelasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer