27.5 C
Mataram
Selasa, 30 April 2024
BerandaKesehatanTawaran Ganjar Adakan Layanan Kesehatan Mental di Kampus dan Puskesmas

Tawaran Ganjar Adakan Layanan Kesehatan Mental di Kampus dan Puskesmas

Mataram (Inside Lombok) – Masalah kesehatan mental masyarakat sangat berhubungan dengan produktivitas nasional. Prevalensi masalah kesehatan mental yang tinggi bisa menghambat Indonesia menuju negara maju. Karena itu, layanan kesehatan mental dinilai menjadi aspek penting yang membutuhkan perhatian setara dengan pelayanan kesehatan fisik. 

Berdasarkan data Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2022, ada 15,5 juta (34,9 persen) remaja di Indonesia mengalami masalah mental. Selain itu, ada 2,45 juta (5,5 persen) remaja mengalami gangguan mental. Dari jumlah itu, baru 2,6 persen yang mengakses layanan konseling, baik emosi maupun perilaku.

Isu itu pun menarik perhatian mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode, Ganjar Pranowo yang saat ini maju sebagai calon presiden (capres) untuk pemilu 2024 mendatang. Menurutnya, menghadirkan negara untuk menyelesaikan masalah kesehatan mental itu adalah salah satu misi yang perlu dilakukannya. 

“’Menghadapi bonus demografi, hal yang tidak boleh dilupakan adalah persoalan kesehatan mental. Ini persoalan yang sangat penting diselesaikan, tapi masih banyak yang belum peduli soal ini,” ujar Ganjar saat berdiskusi dengan ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia yang tergabung dalam perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara di Universitas dr Soetomo, Surabaya.

- Advertisement -

“Saya ketemu dengan anak-anak yang punya pengalaman soal ini (gangguan kesehatan mental, Red). Mereka cerita, banyak lho yang sampai bunuh diri, memakai narkoba, dan lainnya,” ucapnya.

Pihaknya pun berkomitmen mendorong upaya penanganan untuk masalah itu. Salah satunya dengan memperbanyak tempat layanan kesehatan mental bagi masyarakat. Termasuk menyediakan pusat pelayanan kesehatan mental di tempat-tempat strategis seperti kampus dan puskesmas.

“’Solusi yang kami berikan adalah membuka pos konseling mental health di banyak tempat di Indonesia, agar masyarakat mudah mengakses. Bisa di kampus, layanan kesehatan jiwa di puskesmas, hingga seluruh rumah sakit umum,” jelasnya.

Menurutnya, upaya menjaga kesehatan mental generasi muda adalah upaya mewujudkan Indonesia emas 2045. Menurutnya, proporsi anak muda Indonesia yang mengalami masalah mental dan harus menjalani perawatan Berdasarkan data Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2022 itu sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, hampir 20 persen dari total penduduk Indonesia ada di rentang usia 10–19 tahun.

Artinya 20 persen penduduk Indonesia rentan mengalami gangguan cemas (fobia sosial), gangguan depresi mayor, gangguan perilaku, gangguan stres pasca trauma (PTSD), hingga gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Potensi ini diakui Ganjar akan menjadi masalah serius jika tidak diperhatikan. (r)

- Advertisement -

Berita Populer