25.5 C
Mataram
Kamis, 25 April 2024
BerandaKesehatanWarga Diimbau Tingkatkan PHBS Cegah Penularan COVID-19 Dalam Keluarga

Warga Diimbau Tingkatkan PHBS Cegah Penularan COVID-19 Dalam Keluarga

Mataram (Inside Lombok) – Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengimbau warga untuk meningkatkan penerapan pola hidup bersih (PHBS) dan sehat guna mencegah penularan COVID-19, terutama di lingkungan keluarga.

“Sebagai upaya perlindungan keluarga, sebelum masuk rumah sebaiknya mencuci tangan, lepas alas kaki dan masker, kemudian membersihkan diri agar kuman-kuman tidak ikut masuk, setelah bersih barulah berinteraksi dengan anggota keluarga,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr Usman Hadi di Mataram, Senin.

Pernyataan itu disampaikan menyikapi data jumlah pasien COVID-19 Kota Mataram yang hingga kini terus meningkat. Bahkan dari data terkahir Tim Gugus COVID-19 Kota Mataram pada Senin, pukul 12.00 Wita, tercatat jumlah pasien COVID-19 yang masih dirawat sebanyak 101 orang, 86 meninggal dunia, dan 991 orang dinyatakan sembuh.

Ia mengatakan penerapan PHBS dalam setiap beraktivitas menjadi salah satu upaya untuk melindungi tubuh dari berbagai jenis kuman penyakit.

- Advertisement -

Selain itu, asupan gizi yang baik dan cukup juga dapat meningkatkan imun atau daya tahan tubuh yang bagus.

“Asupan gizi tidak kalah pentingnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh untuk menangkal virus,” ujarnya.

Usman mengatakan apabila dalam anggota keluarga ada yang terkonfirmasi positif COVID-19, maka harus segera dilakukan penelusuran dengan melakukan tes cepat atau tes usap COVID-19.

Ia mengatakan untuk melakukan tes cepat dan tes usap COVID-19, masyarakat tidak perlu takut sebab dua jenis tes tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sedini mungkin kondisi kesehatan masyarakat apakah tertular atau tidak.

“Dengan demikian, kita juga bisa dengan cepat mengambil langkah penanganan dan pencegahan,” katanya.

Ia mengakui apabila ada masyarakat yang takut dengan tes cepat dan tes usap COVID-19, hal itu sebagai wajar dan manusiawi.

“Hal itu, sama dengan pemberian vaksin setiap awal pencanangan sehingga perlu dilakukan upaya edukasi lebih maksimal. Perlu diingat, reaktif hasil tes cepat COVID-19 bukan menjadi hasil final diagnosis. Hasil final adalah hasil pemeriksaan dengan alat PCR,” katanya. (Ant)

- Advertisement -

Berita Populer