31.5 C
Mataram
Jumat, 3 Mei 2024
BerandaPariwisataPramuwisata di NTB Didorong Tingkatkan Kompetensi, Kejar Lisensi Legal

Pramuwisata di NTB Didorong Tingkatkan Kompetensi, Kejar Lisensi Legal

Mataram (Inside Lombok) – Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) NTB terus mengupayakan agar para pramuwisata yang masuk dalam anggota dapat meningkatkan kompetensi mereka. Sehingga mereka mempunyai lisensi yang legal.

Saat ini HPI NTB tengah mencoba menata organisasi, salah satunya mendorong kompetensi bagi pramuwisata yang ada. “Saya ingin teman-teman dari pramuwisata ini orang-orang yang profesional tau bagaimana caranya melayani atau hospitality harus nomor satu, selanjutnya pengetahuan, baru skillnya,” ujar Ketua HPI NTB, Lalu Fatwir Uzali, Jumat (8/3).

Disebutnya, lisensi pramuwisata dibagi dalam tiga kriteria, yaitu muda, madya, dan utama. Jenjang kompetensi tersebut yang harus diikuti oleh para anggota HPI NTB ini. Mengingat semakin tinggi jenjang yang mereka tempuh, maka semakin bagus capaiannya. Artinya mereka bisa menjadi pramuwisata secara nasional maupun internasional.

“Jenjang muda itu guide yang hanya bisa menjadi pramuwisata di kabupaten atau kota, bisa menguasai daerahnya. Madya itu sudah bisa di provinsi, bisa menjelaskan seluruh wilayah yang ada. Kalau utama itu harus ada tes, dan bisa jadi guide secara nasional maupun internasional. Ini sudah bisa nasional dan internasional,” ungkapnya.

- Advertisement -

Untuk di NTB sendiri pramuwisata yang jenjang muda sekitar ratusan begitu juga dengan madya. Namun yang utama kurang dari 10 orang. Tentunya ini akan terus didorong agar mereka bisa mengikuti kompetensi. Apalagi di NTB, destinasi yang paling terkenal adalah wisata alamnya. Mulai dari air terjun, gunung, bukit, desa, pantai, laut, sawah itu yang paling disukai wisatawan.

“Pengalaman wisatawan bertemu orang lokal dan tahu budaya juga sangat membuat mereka senang dan suka berwisata ke lombok. Itu yang kita dorong sekarang,” ucapnya. Sementara jumlah anggota sekitar 1000, yang aktif hanya 500 pramuwisata saja.

Kondisi ini dipengaruhi aktivitas pariwisata NTB yang menurun sejak goncangan gempa dan pandemi Covid-19. Sedangkan di 2023 sudah mulai nampak, di mana program tur mulai banyak dikerjakan. Namun di Maret ini sedang low season karena menjelang Ramadan, dan baru meningkat lagi setelahnya di musim liburan dari beberapa negara.

“Harapan saya dari jumlah guide, iya paling tidak ada 70 persen dari anggota itu menikmati pekerjaan ini setelah bulan puasa, booking saya dengar sudah banyak yang masuk dari Eropa maupun nusantara,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer