Lombok Tengah (Inside Lombok) – Duka yang mendalam atas kepergian buah hatinya, seorang ibu di Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah (Loteng) rela mendirikan tenda di dekat makam anaknya untuk menginap.
Anak keduanya, Lailan Mahsyar Zainuddin (Alm) yang baru berusia 4 bulan beberapa hari lalu meninggal setelah tiba-tiba mengalami demam tinggi. Saat itu almarhum Lailan sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya. Namun mendapat penolakan lantaran tempat tidur di ruang IGD rumah sakit penuh, sehingga pasien disarankan ke rumah sakit lain.
“Setelah anak kami meninggal ibunya datang ke makamnya karena dia sedih kehilangan anaknya, dan karena hujan akhirnya saya bangun tenda dan bermalam di sana,” kata Awal Mahsyar, ayah dari almarhum Lailan.
Ia menuturkan, semenjak ia dan istrinya menikah mereka cukup lama menantikan kehadiran buah hati. Setelah beberapa kali keguguran, akhirnya mendapatkan anak pertama. “Selama tujuh tahun kami menunggu, alhamdulillah lahir anak pertama. Kemudian anak kedua meninggal di RSCM (Rumah Sakit Cahya Medika),” ujarnya.
Dalam pemberitaan sebelumnya, ia ditolak untuk berobat di RSUD Praya dengan alasan tempat tidur sudah full. “Saya nggak dikasih masuk sama satpam, saya bilang di sini kan alatnya lengkap kayak gitu, tapi sudah full dan saya disuruh bawah aja dulu ke RSCM dia bilang,” tuturnya.
Lebih lanjut, setelah terjadi penolakan oleh pihak RSUD Praya, ia sempat membawa anaknya mampir ke salah satu klinik. Namun dokter spesialis anak di klinik tersebut belum datang, sehingga Ita membawa anaknya langsung ke RSCM.
Sesampainya di RSCM, anak Ita sempat dipasangkan oksigen dan diinfus. Namun melihat kondisi pasien, pihak RSCM menyarankan agar segera dirujuk ke RSUD Praya.
“Saya disarankan untuk mencari kamar melalui orang dalam. Akhirnya, saya dapat kamar di RSUD Praya, tapi pas saya balik (ke RSCM, Red) anak saya meninggal,” ujarnya menyesal. (fhr)
