28.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaKesehatanKanker Serviks Jadi Penyebab Kematian Tertinggi, Orang Tua Diminta Dukung Program Vaksinasi...

Kanker Serviks Jadi Penyebab Kematian Tertinggi, Orang Tua Diminta Dukung Program Vaksinasi HPV

Lombok Barat (Inside Lombok) – Vaksinasi human papillomavirus (HPV) disebut sangat penting dilakukan, mengingat angka kematian akibat kanker serviks cukup tinggi. Karena itu, program vaksinasi HPV yang diberikan secara gratis oleh pemerintah kepada anak-anak usia sekolah diharapkan bisa dimanfaatkan maksimal.

“Karena vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks pada wanita. Kenapa dari anak usia 11-13 tahun? Itu untuk pencegahan sejak awal,” jelas Kabid P3KL Dikes Lobar, Ahmad Taufik Fathoni saat dikonfirmasi, Senin (04/09/2023).

Dijelaskannya, saat ini kanker serviks menjadi urutan pertama jenis kanker penyebab kematian pada perempuan. “Kanker serviks tertinggi (urutan pertama) penyebab kematian untuk jenis kanker, dan Indonesia menjadi urutan nomor satu di Asia Tenggara, nomor dua di Asia dan nomor delapan di dunia (untuk kasus kanker serviks),” bebernya.

Karena itu, menurutnya, vaksinasi HPV ini saat ini menjadi program imunisasi wajib dan masuk dalam imunisasi dasar lengkap. Saat disinggung mengapa vaksinasi ini baru digencarkan sekarang dan tidak dilakukan sejak bertahun-tahun sebelumnya, Fathoni mengatakan selain penelitian mengenai kelayakan vaksin tersebut apakah aman digunakan memerlukan waktu yang cukup lama, vaksin jenis ini diakuinya memiliki harga cukup mahal.

“Penelitian vaksin memerlukan waktu lama, karena harus aman digunakan. Terus harganya mahal, satu dosis itu Rp1 juta lebih, dan pemerintah kan selama dua tahun beli vaksin covid. Mungkin sekarang baru ada anggaran untuk beli vaksin HPV,” tutur dia.

Saat ini, diakuinya arahan dari pemerintah pusat yang menggalakkan program tersebut mengarahkan bahwa sasarannya masih untuk anak perempuan usia 11-13 tahun. Sedangkan untuk usia di atasnya atau pun perempuan yang sudah menikah, pihaknya masih menunggu arahan dari Kementerian Kesehatan.

“Untuk saat ini, bagi yang sudah menikah harus pemeriksaan pap smear dulu. Jika hasil negatif baru boleh vaksin, tapi vaksinnya bayar sendiri,” bebernya. Untuk itu, pihaknya berpesan kepada para orang tua murid yang ada di Lombok Barat untuk mendukung dan tidak menolak ketika anaknya akan diberikan vaksin HPV di sekolah. Karena sejauh ini, vaksin tersebut dinilai aman dan tidak ada keluhan pasca imunisasi yang dilaporkan oleh anak-anak yang telah divaksin. Terlebih dengan kemudahan yang telah difasilitasi Pemerintah, bahkan diberikan secara gratis.

“Untuk masyarakat yang punya anak usia 11-13 tahun. Yang sekolah maupun tidak sekolah, sebaiknya ikut program imunisasi HPV agar bisa mencegah terjadi nya kanker serviks atau mulut rahim Karena dengan vaksin HPV aman tidak ada keluhan pasca imunisasi,” pesan Fathoni. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer