25.5 C
Mataram
Sabtu, 20 April 2024
BerandaBerita UtamaBelasan Kerbau dan Sapi Warga Desa Kuta Mati Mendadak

Belasan Kerbau dan Sapi Warga Desa Kuta Mati Mendadak

Seekor kerbau di dusun Ketapang desa Kuta yang mati mendadak. (Inside Lombok/istimewa)

Lombok Tengah (Inside Lombok)- Sebanyak 18 ekor kerbau dan satu ekor sapi di dusun Ketapang desa Kuta kecamatan Pujut Lombok Tengah mati mendadak dalam empat hari terakhir.

Dari penuturan salah satu warga, Rico Mahesa kepada Inside Lombok, Jum’at (10/9/2021), kematian mendadak 19 ekor hewan ternak yang berada di dekat sirkuit Mandalika tersebut terjadi secara beruntun.

“Hari ini (Jum’at) empat yang mati. Menurut pemilik, katanya (mati) karena “ruge” atau virus. Cuman ada orang yang beranggapan lain, seperti diracun atau apa,”katanya.

Kerbau yang mati mendadak ini, lanjutnya mengeluarkan busa putih dari mulutnya. Ini adalah kali pertama begitu banyak kerbau di di tempat tersebut yang mati secara mendadak. “Tumben sebanyak ini. Biasanya kalaupun ada yang mati paling cuma satu ekor,”tandasnya.

- Advertisement -

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, Lalu Iskandar menjelaskan, tim medis dari Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi sudah turun ke lapangan untuk mengecek penyebab kematian belasan kerbau dan sapi tersebut dan mengambil sampel.

Hasilnya akan diketahui dari hasil laboratorium yang akan keluar pada Senin (13/9/2021) pekan depan. Akan tetapi, kalau melihat dari tanda dan gejala yang terjadi, penyebab kematian kerbau dan sapi secara mendadak ini diperkirakan karena penyakit ngorok (tagere).

“Atau nama lainnya penyakit Septicaemia Epizootica (SE), merupakan penyakit yang sering menyerang hewan atau ternak ruminansia khususnya sapi dan kerbau yang sifatnya akut atau fatal. Penyakit ini sering terjadi terutama saat musim hujan tiba,”jelasnya.

Ia membantah kalau kematian belasan hewan ternak secara mendadak ini akibat racun atau ulah manusia. Karena dari melihat gejalanya, besar kemungkinan hewan ternak tersebut terserang penyakit SE.

Terkait hal ini, tindakan yang dilakukan pihaknya adalah mengisolasi hewan ternak yang berada di desa Kuta agar penyakit SE tidak menyebar ke hewan ternak yang ada di wilayah lain. “Karena penyakit ini tertular dari kontak antar hewan ternak,”imbuhnya.

Selain itu, sudah dilakukan vaksinasi anti SE bagi hewan ternak di dusun tersebut. Sampai saat ini sudah ada sekitar 85 hewan ternak yang sudah mendapatkan suntikan vaksin Anti SE dan akan dilanjutkan lagi pada awal pekan depan. Sehingga semua hewan ternak bisa mendapatkan vaksin anti SE.

- Advertisement -

Berita Populer