27.5 C
Mataram
Jumat, 19 April 2024
BerandaBerita UtamaKenaikan Harga Gabah Picu Kenaikan Harga Beras

Kenaikan Harga Gabah Picu Kenaikan Harga Beras

Mataram (Inside Lombok) – Harga gabah di tingkat petani saat ini mengalami kenaikan, bahkan di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Kenaikan harga gabah ini akan mempengaruhi juga harga jual beras.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB, H Abdul Aziz menerangkan saat ini dasar pembelian gabah oleh Bulog sesuai dengan surat edaran Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang menerapkan fleksibilitas HPP, yakni Gabah Kering Panen (GKP) Rp5.000 per kilogram (kg). Kemudian Gabah Kering Giling (GKG) Rp5.600 per kg.

Untuk beras sendiri harga jualnya sesuai dengan SE Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) menggunakan Harga Eceran Tertinggi (HET). Namun dengan tingginya pembelian gabah akan mempengaruhi harga beras menjadi naik.

“Pasti lah ada kenaikan sedikit, itu yang menyebabkan inflasi. Perubahan sedikit inilah yang dihitung inflasi itu. Walaupun harga beras di NTB itu murah, tapi karena ada kenaikan (pembelian gabah) kan mempengaruhi,” ungkap Aziz, Rabu (15/3).

- Advertisement -

Diakui, jika harga gabah naik tentu akan membuat petani sumringah. Namun di satu sisi masyarakat meringis dengan kenaikan harga beras. Hal tersebut menjadi dilema, antara petani dengan masyarakat.

“Ada kenaikan sedikit ya tidak apa apalah, kalau beras kita pertahankan murah, artinya daya beli petani menurun. Itu yang ikut kita perhatikan (daya beli petani),” ujarnya.

Termasuk dengan gabah yang dibawa ke luar daerah tidak menjadi persoalan selama ini. Bahkan pengiriman gabah ke luar sudah dilakukan sejak lama. Meskipun memang banyak orang yang berharap agar gabah ditahan dan tidak dikeluarkan. Namun selama ini belum ada regulasi terkait dengan penahanan tersebut. Di mana diinginkan beras yang harus dikeluarkan, bukan gabahnya.

“Tapi saya tanya Bapanas, itu tidak bisa kita begitu. Bagaimana kalau kita tahan, apa tidak akan anjlok harga. Karena tidak mungkin semuanya Bulog. Bulog itu hanya 200 ribu ton dia menyerap. Sementara kita di NTB di atas 1 juta ton gabahnya. Pasti yang menyerap itu pengusaha-pengusaha kita, penggilingan padi, dari luar dan sebagainya,” jelasnya.

Sebelumnya, Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Abdul Muis Sayyyed Ali mengatakan Bulog NTB pada 2023 ini melakukan pembelian gabah atau beras ditingkat petani di atas HPP. “Pembelian tahun ini sudah ada penyesuaian, dari Rp8.300 menjadi Rp9.000 untuk beras. Kita mengambil fleksibilitas harga tertinggi Rp9.000 tentu sangat menguntungkan para petani. Gabahnya Rp5.700 dari Rp5.300, jadi ada kenaikan Rp400,” ujarnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer