27.5 C
Mataram
Minggu, 13 Oktober 2024
BerandaBerita UtamaRelokasi Warga Terdampak Abrasi, Pemkot Mataram Tunggu Lahan dari Pemprov

Relokasi Warga Terdampak Abrasi, Pemkot Mataram Tunggu Lahan dari Pemprov

Mataram (Inside Lombok) – Warga korban abrasi pantai yang ada di Lingkungan Mapak Indah meminta untuk direlokasi. Meski mendesak, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram masih menunggu realisasi bantuan lahan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB untuk merelokasi warganya.

Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana mengatakan Pemkot Mataram tidak memiliki lahan di kawasan Mapak Indah untuk bisa merelokasi warga korban abrasi. Namun, jika Pemprov NTB memiliki lahan dan bisa dimanfaatkan untuk merelokasi warga, maka Pemkot Mataram akan menyiapkan kebutuhan yang lainnya.

“Kemarin kan Pak Gubernur sudah menyampaikan akan membantu menyiapkan lahan untuk relokasi. Kita tunggu hal yang konkret terkait apa yang beliau sampaikan,” katanya, Rabu (28/12) pagi.

Ia mengatakan, Pemkot Mataram menyambut baik rencana Pemprov NTB yang akan merelokasi warga di Lingkungan Mapak Indah. Jika lahan sudah siap, maka Pemkot Mataram akan meminta bantuan dari pemerintah pusat untuk membangun tempat tinggal bagi warga.

- Advertisement -

“Kita minta back up dari Kementerian PUPR, apakah bentuknya rumah susun nelayan seperti yang ada di Ampenan atau hunian sementara dulu yang penting sekarang lahan ada saja dulu,” ujarnya.

Dengan anggaran bencana, pemerintah daerah akan membuatkan hunian sementara bagi warga korban abrasi. “Insyaallah bisa kita siapkan sementara kita cari sumber pembiayaan yang sifatnya permanen,” ungkap Mohan.

Saat ini kondisi cuaca sudah mulai membaik. Pemkot Mataram akan membantu untuk membenahi kawasan yang rusak akibat abrasi. Pemasangan bronjong dan karung berisi pasir di kawasan yang rawan abrasi akan dilakukan. “Ini sudah lama kita usulkan juga,” tegasnya.

Mohan mengungkapkan, upaya pemerintah daerah sudah dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan saat cuaca ekstrem, salah satunya dengan perantingan pohon. Namun jika banyak pohon tumbang ketika terjadi perubahan cuaca, hal tersebut tidak bisa dihindari.

“Jauh hari sebelum kebencanaan ini muncul kita sudah melakukan scenario. Upaya perampingan dan bahkan tiga bulan sebelumnya kita sudah lakukan perampingan. Tapi kita tidak kuasa melawan alam,” tegasnya.

Imbauan kepada masyarakat tetap dilakukan agar mengantisipasi hal-hal yang berpotensi terjadi ketika cuaca ekstrem. Karena perubahan cuaca saat ini diprediksi akan berlangsung hingga Maret 2023 mendatang. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer