30.5 C
Mataram
Senin, 29 April 2024
BerandaPendidikanMasih Ada Sekolah Sepi Peminat, Sistem Zonasi di Lobar Dinilai Belum Maksimal

Masih Ada Sekolah Sepi Peminat, Sistem Zonasi di Lobar Dinilai Belum Maksimal

Lombok Barat (Inside Lombok) – Beberapa sekolah di Lombok Barat (Lobar) minim peminat selama proses penerimaan peserta didik baru. Hal itu pun menjadi sorotan Komisi IV DPRD Lobar, lantaran ada sekolah di kabupaten tersebut bahkan siswa barunya tak mencapai satu kelas.

Ketua Komisi IV DPRD Lobar, Lalu Irwan menyebut pihaknya sudah coba menawarkan solusi terkait persoalan yang sudah pernah terjadi juga tahun sebelumnya itu. Namun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (DisDisdikbud) Lobar dinilai justru tak menjalankan solusi tersebut.

“Seperti SMPN 5 Gerung itu tahun kemarin sudah pernah dibahas di Komisi IV, untuk faktor dan penyebabnya,” beber Irwan. Pihaknya menilai DisDisdikbud Lobar belum maksimal dalam menerapkan sistem zonasi, sehingga pendaftaran siswa baru justru tak merata.

Dicontohkan, di SMPN 5 Gerung yang lokasinya cukup dekat dengan SMPN 1 Gerung yang selama ini dianggap favorit jumlah siswa baru mereka justru jauh berbeda. “Di satu sisi kita tak bisa pungkiri kemauan dari orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah dianggap bagus oleh orang tua,” imbuhnya.

- Advertisement -

Lebih jauh, Irwan menjelaskan terkait solusi yang sudah pernah ditawarkan oleh Komisi IV kepada pihak DisDisdikbud saat rapat koordinasi tahun lalu, selain meminta agar pelaksanaan sistem zonasi lebih diperketat, pihak sekolah juga diminta tidak menerima siswa melebihi kapasitas kelas yang sudah ada. Hal itu agar memberi kesempatan juga untuk sekolah lainnya menerima siswa.

“Seperti contohnya SMPN 1 Gerung yang di Reyan (Gerung), kan dia favorit di sana, tapi kalau berbicara zonasi sekolah itu punya wilayah dengan sumber siswa masing-masing. Sehingga salah satu caranya biar merata dengan tidak menerima siswa dengan jumlah besar. kalau ruang kelas maksimal empat yang sesuai itu diterima jumlahnya jangan lebih,” paparnya.

Pihaknya melihat adanya kelonggaran yang dilakukan pihak sekolah dalam proses PPDB. Terutama beberapa sekolah dianggap favorit oleh masyarakat, yang dinilai menerima siswa melebihi kapasitas, hingga mereka pun harus menambah kelas untuk bisa menampung semuanya.

Karena kata dia, tak bisa dipungkiri bahwa banyaknya siswa itu juga akan turut berpengaruh pada besaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang aman diterima sekolah itu. Namun, kondisi itu justru membuat sekolah lain yang dianggap kurang favorit menjadi sepi peminat.

“Semakin banyak siswanya semakin besar dana BOS yang dikucurkan pemerintah pusat. Tetapi di satu sisi memberikan dampak kepada sekolah-sekolah sepi peminat,” pungkasnya.

Termasuk, kemungkinan soal dugaan indikasi adanya siswa titipan yang masuk di sekolah favorit. “Karena ini sistemnya online, soal titipan ini kita kadang tidak tahu karena dibelakang dia main,” ucap dewan asal Gerung ini.

Selain itu, Politisi Gerindra itu juga mengungkapkan faktor lain penyebab berkurangnya minat pendaftar siswa baru di sekolah negeri saat ini. Lantaran banyaknya orang tua yang menginginkan anaknya masuk sekolah seperti di SDIT maupun SMPIT.

Kendati demikian, pihaknya pun berencana menggelar pertemuan dengan pihak Disdikbud untuk membahas permasalahan itu. Terlebih di tahun sebelumnya pihaknya sudah pernah memberikan saran dan solusi kepada dinas agar tak terjadi kembali sekolah yang minim pendaftar. “Kita akan segera bahas hal ini,” ujarnya. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer