27.5 C
Mataram
Senin, 29 April 2024
BerandaPendidikanSMK PP Mataram Dorong Siswa Jadi Entrepreneur

SMK PP Mataram Dorong Siswa Jadi Entrepreneur

Mataram (Inside Lombok) – Para siswa yang ada di SMK Pertanian Pembangunan (PP) Mataram didorong untuk bisa menjadi entrepreneur atau pebisnis mandiri ke depannya. Dorongan dilakukan pihak sekolah melalui Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dalam kegiatan ini yang diangkat kearifan lokal, dengan mengolah produk-produk pertanian menjadi bahan jadi.

Taknya mengolahnya menjadi bahan jadi saja, tetapi bisa dijual dan mendapatkan keuntungan tersendiri bagi siswa tersebut. Mulai dari produk turunan buah-buahan, sayuran, termasuk menyajikan dalam bentuk dulang. Dengan adanya kegiatan tersebut, maka para siswa mampu mengembangkan potensi diri. Kedua bagaimana mengolah industri pangan, terutama ketika ada nilai ekonomis yang ada setelah pangan itu diolah.

“Sehingga dia akan tumbuh jiwa Entrepreneur nya atau jiwa wirausahanya. Jika nanti suatu saat dia bisa saja membuka warung makan, membuat catering termasuk membuat jasa makanan lainnya,” ujar Kepala SMKPP Negeri Mataram, Sugiarta, Jumat (6/10).

Untuk itu, pada momentum Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan di sekolah sekaligus melestarikan tradisi yang ada di Lombok. Dengan harapan sekolah memberikan edukasi kepada para siswa tentang beberapa rangkaian tradisi maulid dan bagaimana mengolah, meramu, hingga meracik hasil pertanian tersebut.Serta dalam mendukung ketahan pangan, perbaikan gizi dan budaya tradisi yang ada di Lombok ini.

- Advertisement -

“Kita miliki kurikulum merdeka belajar, momentum maulid ini kami manfaatkan untuk edukasi dan memaknai perayaan maulid ini,” ujarnya.

Apalagi, sekolah saat ini dipermudah dengan adanya kurikulum merdeka belajar yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan yang mendorong sekolah melakukan inovasi dalam mengembangkan kompetensi siswa. Khusus pada momentum maulid tahun ini, para siswa diberikan keleluasaan berkreasi melalui lomba dan muatan lokal yang dikembangkan.

“Jadi kami bisa kombinasikan tradisi dan muatan lokal ini. Anak-anak juga berkreasi belajar dan mengenal masakan khas sasak yang biasanya dihidangkan saat perayaan maulid. Ini ada nilai belajarnya,” tuturnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer