25.7 C
Mataram
Rabu, 1 Mei 2024
BerandaPolitikCiptakan Lagu Berbahasa Bima untuk Ganjar-Mahfud, Abhy Summer: Semoga Pendengar Teredukasi dengan...

Ciptakan Lagu Berbahasa Bima untuk Ganjar-Mahfud, Abhy Summer: Semoga Pendengar Teredukasi dengan Pesannya

Mataram (Inside Lombok) – Abhy Summer, solois asal Bima baru-baru ini mengeluarkan lagu berbahasa Bima untuk pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo – Mahfud MD. Lagu berdurasi hampir dua menit itu berjudul “Pilihan Ma Raso”, atau dalam bahasa Indonesia. “Pilihan yang Bersih”.

Lagu bernuansa reggae itu diharapkan dapat memperkenalkan visi misi Ganjar-Mahfud ke khalayak luas. “Harapannya karya ini bisa menarik minat dan memberi dampak baik untuk paslon nomor 3. Semoga pula para pendengar teredukasi dengan pesan lagu. Visi misi dari paslon nomor 3 yang tidak bertele-tele, umbar kartu ini dan itu, cukup dengan 1 kartu KTP sakti buat solusi semua masalah rakyat kini dan 5 tahun mendatang,” jelas Abhy.

Penyanyi yang namanya melejit lewat acara penjaringan bakat X Factor 2015 itu menambahkan, proses pembuatan lagu terbilang singkat dan tanpa kendala berarti. “Pilihan Ma Raso” yang kini bisa dinikmati videonya pada laman youtube GGMU NTB itu menggambarkan perjalanan Ganjar Pranowo ke NTB, termasuk ke daerah Kabupaten Bima. Potongan-potongan momen kampanye yang berisi visi misi nampak serasi dengan lirik yang dinyanyikan oleh penyanyi bernama asli Muhammad Habib Salim itu.

“Memang pesan awal yang direncanakan, ya seperti lagu-lagu jingle pada umumnya, visi misi paslon-lah yang kami ingin kedepankan untuk menjadi pesan ke para pendengar,” tegas Abhy. Ia pun mengaku cukup puas dengan hasil lagu ciptaannya.

- Advertisement -

Di luar dari lagu ciptaan dan pilihan politiknya, rupanya Abhy menyimpan harapan tersendiri untuk pasangan Ganjar-Mahfud, yaitu merapikan birokrasi yang dinilai masih bertele-tele, serta menegakkan hukum yang disebutnya masih belum adil diterapkan di Indonesia.

“Birokrasi bertele-tele untuk hal remeh-temeh. Orang tidak sekolah saja tahu yang membunuh/mencuri harus dihukum, malah korbannya yang dihukum. Guru (yang menjadi orang tua siswa-siswi di sekolah) malah dikeroyok sama murid sendiri. Siswa-siswi yang harusnya diayomi, malah digagahi dan dilecehkan, tidak sedikit yang sampai hamil dan menderita trauma hingga bunuh diri. Come on, Pak. Please, potong tangan-tangan gaib di dunia hukum negara ini,” pungkas Abhy. (r)

- Advertisement -

Berita Populer