Mataram (Inside Lombok) – Gubernur Nusa Tenggara Barat, H Zulkieflimansyah mendorong pelaku usaha kecil menengah (UKM) serta industri kecil menengah (IKM) untuk naik kelas bukan hanya dalam skalanya, tetapi juga dalam kompetensi dan kapasitasnya.
Gubernur Zulkieflimansyah pada webinar “UMKM Siap Digital”, Kamis, mengatakan pandemi COVID-19 telah memberikan begitu banyak pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pemasaran produk-produk hingga transaksi jual beli antara produsen dan konsumen.
“Banyak pelaku usaha yang terhambat bahkan tidak mampu memasarkan produknya selama masa pandemi berlangsung. Pemanfaatan media digital kemudian menjadi pilihan,” ucapnya.
Namun, pandemi COVID-19 di NTB juga telah memberikan berkah tersendiri bagi masyarakat, khususnya bagi pelaku UKM/IKM.
Selama masa pandemi, Pemerintah Provinsi NTB terus berusaha agar UKM/IKM mampu bertahan di tengah kesulitan yang dihadapi antara lain dengan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang.
Gubernur menjelaskan JPS Gemilang merupakan salah satu cara dalam memulihkan perekonomian di NTB. Melalui JPS Gemilang, UKM/IKM tetap mampu menghasilkan produk yang dapat didistribusikan kepada masyarakat terdampak COVID-19.
“Jadi jangan sampai kita mengatakan stay at home, kemudian karantina mandiri dan lain sebagainya, tapi masyarakat tidak diberikan kesibukan,” ujarnya.
Sampai saat ini, kata Gubernur, tercatat 4.673 IKM/UKM yang ikut terlibat dalam distribusi JPS Gemilang. Menurutnya, program ini merupakan suatu keberanian dari Pemprov NTB demi menjamin keberlangsungan UKM/IKM. Dalam waktu dekat, JPS Gemilang Tahap III akan segera diluncurkan menyusul JPS Gemilang Tahap I dan II yang telah berhasil didistribusikan kepada masyarakat.
“Karena kami yakin betul bahwa untuk mengatasi pengangguran, kita bebas dari kemiskinan, harus berani meretas jalan baru dengan langkah yang tidak biasa,” tegas Zulkieflimansyah.
Ia mengakui bahwa masih banyak kekurangan baik di dalam produk hingga proses distribusinya, tetapi ada nilai pembelajaran yang dapat diambil untuk peningkatan kualitas produk di masa yang akan datang.
“Untuk pembelajaran itu ada biayanya, tidak gratis, tidak otomatis dan tidak timeless. Jadi memang memberdayakan UKM ini butuh effort, butuh kerja keras,” ujarnya.
Karena itu, Zulkielimansyah berharap UKM/IKM di NTB mampu naik kelas bukan hanya skalanya tetapi juga kompetensi dan kapasitasnya.
“Yang paling penting, ini yang paling mahal, masyarakat kami percaya bahwa ternyata kami punya kemampuan. Bukan hanya bikin masker, APD, bahkan produk dengan tingkat teknologi yang lebih complicated, kita mampu merealisasikannya,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki meminta para pelaku UKM/IKM mempersiapkan diri dalam menghadapi normal baru. Ia pun turut mengajak UKM/IKM yang ada agar berani menggunakan media digital dalam memasarkan produk mereka.
Teten Masduki menilai, saat ini merupakan momentum untuk UMKM berani memanfaatkan media digital tersebut.
Menkop UKM menyebut arahan Presiden untuk tahun 2020 ini menargetkan total sepuluh juta UMKM untuk masuk atau terhubung ke ekosistem digital.
Terhitung sejak 14 Mei 2020, Gerakan Bangga Buatan Indonesia, telah mencapai penambahan 789 ribu unit UMKM yang masuk ke ekosistem digital, sehingga diyakini pada akhir tahun, target yang ditentukan akan mampu tercapai. (Ant)