31.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaEkonomiMasyarakat Diminta Waspada Praktek Calo Umrah

Masyarakat Diminta Waspada Praktek Calo Umrah

Mataram (Inside Lombok) – Percaloan umrah yang mengatasnamakan travel umrah tertentu marak terjadi. Terutama dalam merekrut calon jemaah yang akan berangkat ke Tanah Suci Makkah. Menghadapi fenomena itu, masyarakat diminta lebih waspada.

Pengurus Nasional Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH), Alhabib Sayyid Muhammad Salim Alkaff mengatakan maraknya calo umrah yang bergentayangan mencari jemaah tidak hanya merugikan pihak travel, melainkan berpotensi memicu banyaknya kasus terkait jemaah umrah itu sendiri.

“Banyak oknum-oknum yang mengatasnamakan dirinya dari perusahaan travel haji dan umrah tertentu, padahal hanya calo. Ada juga yang ngaku-ngaku sebagai pemilik travel,” ujar Sayyid saat ditemui, Selasa (9/5).

Dicontohkan, seperti kasus pencatutan nama travel umrah Darul Abidin di Lombok oleh oknum hingga merugikan pihak travel. Tidak jarang, kasusnya juga menjurus pada kasus tidak diberangkatkannya jemaah hingga penelantaran para calon jemaah tersebut.

“Ada lebih dari 30 calon jemaah umrah sudah ditarik dananya oleh oknum ini. Tapi Nyatanya, dana jemaah tidak diserahkan ke Darul Abidin. Dana yang terkumpul lebih dari Rp800 juta itu justru dimanfaatkan oleh oknum untuk kepentingan pribadi, dan yang kena travelnya,” terangnya.

Dikatakan sejak 2021 hingga kini Darul Abidin sudah memberangkatkan lebih dari 500 jemaah umrah dan tidak pernah ada masalah. Namun ada seorang oknum yang mengaku dari Darul Abidin kemudian menarik dana calon jemaah hingga lunas. Sayangnya dana tersebut tidak ada yang sampai ke pihak travel umrah.

“Jadi oknum ini meyakinkan calon jemaah melibatkan tokoh agama salah satu pondok pesantren di Aikmel, Lombok Timur. Karena nama Darul Abidin sudah dijual, akhirnya calon jemaah harus diberangkatkan dengan dana talangan,” jelas pemilik Biro Travel Haji dan Umrah Darul Abidin cabang Lombok ini.

Jika tidak diberangkatkan maka berdampak juga bagi travel, sebab layanan jasa haji dan umrah ini adalah bisnis kepercayaan. Bahkan oknum tersebut menjanjikan akan menyelesaikan pembiayaan jemaah. Sayangnya, hingga jemaah kembali dana talangan tidak diganti. Bahkan dibuat seolah-olah jemaah terlantar di tanah suci.

“Padahal sudah jelas, jemaah diberangkatkan, dilayani, malah sampai kembali lagi kesini. Sudah jadi korban, travel umrah Darul Abidin malah difitnah. Ini contoh kasus harus diantisipasi masyarakat,” imbuhnya.

Disebutkan dengan maraknya calo umrah ini sama seperti banyaknya travel umrah tidak berizin. Akibat kurang penanganan dari otoritas, Kementerian Agama di Wilayah NTB sebagai Koordinator Satgas. Kemenag menurutnya tidak bisa hanya menunggu laporan, baru melakukan tindakan.

“Sama seperti perampokan di depan kantor Polisi misalnya. Masak iya harus nunggu laporannya dulu baru diambil tindakan. Padahal perampokannya dilihat sendiri, Kemenag tidak bisa begitu. Nunggu laporan dulu baru bergerak,” katanya.

Untuk itu diingatkan kepada masyarakat yang ingin berumrah, diingatkan agar jangan percaya kepada calo. Pastikan agen-agen travel umrahnya memiliki id card yang menerangkan tentang legalitas travel umrahnya.

“Sebisa mungkin, jemaah melakukan penyetoran langsung ke kantor travel umrah. Tanpa melalui calo atau perantara untuk menghindari persoalan ini,” imbuhnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer