25.5 C
Mataram
Rabu, 24 April 2024
BerandaBerita UtamaDi Lotim, Air Tak Mengalir Hingga Selatan

Di Lotim, Air Tak Mengalir Hingga Selatan

Lombok Timur (Inside Lombok) – Awal musim kemarau ini sejumlah wilayah sudah mulai terdampak kekeringan. Terlebih wilayah bagian selatan Lombok Timur (Lotim) yang merupakan langganan kekeringan setiap tahunnya. Air PDAM yang mereka harapkan pun tak bisa maksimal sampai ke selatan.

Salah satu yang kerap jadi langganan kekeringan di wilayah selatan yakni Desa Pijot, Kecamatan Keruak. Di mana pada musim kemarau masyarakat hanya bisa mengandalkan air payau untuk memenuhi kebutuhan air. Itu digunakan untuk mandi, mencuci, ataupun memasak. Sedangkan untuk kebutuhan air minum, masyarakat Pijot harus membeli dengan harga yang lumayan untuk satu tangkinya.

Dusun yang paling parah terdampak kekeringan di Desa Pijot yakni Dusun Padak Selatan, sumur air payau di dusun tersebut juga sudah mengering. Sehingga, masyarakat setempat harus membeli air untuk kebutuhan mandi dan sebagainya.

“Sebanyak 330 KK di dusun ini yang terdampak kekeringan. Hanya satu sumber air yang kami harapkan di sini, yaitu sumur yang ada di pinggir jalan tapi itu hanya cukup untuk 150 KK saja,” jelas Ruma’at Kepala Wilayah Padak Selatan saat ditemui Inside Lombok, Selasa (15/06/2021).

- Advertisement -

Adapun sebelumnya, para masyarakat di wilayah tersebut sudah berlangganan dengan PDAM untuk memenuhi kebutuhan air. Akan tetapi dari PDAM jarang sekali mengalir, bahkan tidak ada sama sekali yang mengalir sejak tiga tahun terakhir.

“Sudah tiga tahun terakhir kami tidak terima air, tapi kami diminta bayar denda oleh PDAM rata-rata Rp900.000 per alat kilometer. Jika sudah bayar, maka akan dialiri air bersih, sejatinya mereka yang salah tetapi kenapa masyarakat disuruh bayar denda,” cetus Ruma’at.

Salah seorang warga Dusun Padak Selatan, Suhaini mengatakan bahwa sudah lama wilayahnya kesulitan air bersih, terlebih saat musim kemarau ia hanya bisa mengandalkan bantuan air bersih dari BPPD. Dirinya mengaku sudah lama tidak mendapat air bersih dari PDAM. Air tak kunjung mengalir tapi ia diminta bayar denda sebanyak Rp500.000

“Air ini tidak ada, tapi kita tetap diminta bayar uang denda. Malah kita di sini penuhi kebutuhan air menggunakan air payau,” katanya.

Tak hanya Suhaini, Ma’asali juga merasakan hal yang sama terkait susahnya air bersih dari PDAM. Sudah bertahun-tahun dirinya membeli air bersih untuk penuhi kebutuhannya, adapun ia membeli air bersih dengan biaya sekitar Rp50.000 sampai Rp100. 000 tergantung ukuran tangkinya.

“Mau bagaimana lagi, harga air jauh lebih mahal daripada beras di sini,” imbuhnya.

Ma’asali berharap kepada pemerintah daerah Lotim untuk memberikan akses air bersih ke wilayahnya, agar nantinya masyarakat setempat tidak membeli air bersih lagi dengan harga mahal.

“Hanya itu yang kami inginkan, hanya itu yang kami minta tidak ada yang lain. Kalau kebutuhan yang lain kami bisa cari sendiri, tapi tolong pemerintah bantu kami untuk air bersih,” pintanya.

- Advertisement -

Berita Populer