27.5 C
Mataram
Sabtu, 20 April 2024
BerandaBerita UtamaPembudidaya dan Nelayan Benur Mengaku Rugi Ratusan Juta Rupiah

Pembudidaya dan Nelayan Benur Mengaku Rugi Ratusan Juta Rupiah

Lombok Timur (Inside Lombok) – Tertangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Edi Prabowo berimbas pada ditutupnya sementara keran ekspor benur. Akibat hal itu, pembudidaya dan nelayan tangkap benur di Lotim mengaku merugi hingga ratusan juta rupiah.

Salah seorang petani budidaya benur lobster sekaligus nelayan tangkap, Zulkifli menuturkan, sejak keran ekspor tersebut ditutup sementara oleh pemerintah, dirinya mengaku sudah merugi hingga ratusan juta rupiah. Dikarenakan benur yang sudah tertangkap maupun lobster hasil budidaya tidak bisa dikirim.

“Dampak dari penutupan sementara tersebut membuat prekonomian nelayan tangkap dan pembudidaya kembali menjadi terpuruk,” ujarnya, Sabtu (05/12).

Dijelaskannya, selama keran ekspor benur dibuka, nelayan tangkap bisa berpenghasilan Rp200 ribu dalam sehari. Namun kini setelah ditutupnya keran ekspor benur tersebut, penghasilan para nelayan tangkap kembali seperti dulu yang berkisar Rp20 ribu sampai Rp25 ribu perhari.

- Advertisement -

“Bahkan saking terpuruknya, banyak nelayan yang akhirnya menganggur karena tidak lagi memiliki pekerjaan,” ucapnya.

Lebih lanjut Zulkifli mengatakan, dengan kondisi buruk seperti ini dikhawatirkan aksi kriminalitas di wilayah selatan Lotim akan kembali terjadi. Untuk itu, ia berharap pemerintah memperhatikan nasib nelayan tangkap benur serta pembudidaya lobster dengan tetap membuka keran ekspor.

“Kalaupun dilarang setidaknya pemerintah lebih serius untuk membina petani budidaya, termasuk menyediakan pakan yang berkualitas agar mampu menyaingi petani lobster di Vietnam,” harapnya.

- Advertisement -

Berita Populer