27.5 C
Mataram
Sabtu, 20 April 2024
BerandaBerita UtamaPengrajin Kasur Kapas Tradisional di Lotim Butuh Sentuhan Pemerintah

Pengrajin Kasur Kapas Tradisional di Lotim Butuh Sentuhan Pemerintah

Lombok Timur (Inside Lombok) – Salah seorang pengrajin kasur, Muhir warga Dusun Nenggung Barat, Desa Paok Motong, Kecamatan Masbagik, menuturkan nasib yang menimpa para pengrajin kasur di masa serba modern seperti saat ini. Pasalnya pengrajin kasur kapas saat ini sangat kesulitan menjajakan kerajinan mereka akibat kalah saing dengan kasur modern.

“Sudah beberapa tahun ini kita sangat sulit menjajakan kasur yang kita buat,” ujarnya saat ditemui Inside Lombok, Sabtu (05/12).

Para pengrajin kasur di wilayah tersebut juga masih menjajakan hasil kerajinan mereka dengan cara memikul dari desa ke desa. Dikatakan Muhir, ia rela berjalan jauh puluhan kilometer menjajakan hasil kerajinan mereka agar ia bisa membawa rupiah untuk anak istri di rumahnya.

“Dari sini (Nenggung) saya berjalan memikul kasur yang berat dan juga sangat susah membawanya hingga ke daerah ujung selatan Lotim,” tuturnya.

- Advertisement -

Hasil yang ia dapat dari berjualan kasur keliling pun bisa dikatakan belum sebanding dengan apa yang ia dapat. Pasalnya harga kapas yang ia datangkan dari Lombok Utara bisa dikatakan mahal yaitu Rp720 ribu per kwintal. Belum lagi pengolahan bahan yang masih sangat tradisional hingga bisa dijadikan satu buah kasur kapas.

“Berapapun hasilnya kita tetap syukuri, demi melihat anak dan istri tidak kelaparan di rumah. Modal syukur dan senyuman anak istri yang menanti kedatangan di rumah menjadi semangat kita untuk memikul beban seberapa pun jauhnya,” ucapnya lirih.

Tak hanya Muhir, sebagian besar masyarakat di sana bekerja sebagai pengrajin kasur dan pedagang kasur keliling. Dari dulu hingga sekarang tidak ada bentuk perhatian apa pun dari pemerintah untuk membantu para pengrajin kasur di sana.

“Memang kita akui bahwa kita kalah akibat perubahan zaman. Akan tetapi bagaimana para pemangku kebijakan untuk membantu kami, hanya ini pekerjaan satu-satunya untuk menghidupi keluarga kami,” imbuhnya.

Muhir berharap adanya perhatian pemerintah dalam pemberdayaan pengrajin kasur yang tidak pernah mendapat sentuhan apa pun. Ia berharap pemda memfasilitasi tempat berjualan, sehingga ia tak perlu lagi berjualan keliling .

“Kita harapkan adanya perhatian pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM dan sarana prasarana pemasaran. Masak dari zaman Soekarno hingga Jokowi kita masih saja berjualan dengan memikul,” harapnya

- Advertisement -

Berita Populer