25.5 C
Mataram
Kamis, 25 April 2024
BerandaBerita UtamaSejumlah Kawasan Pariwisata Utama di NTB Sudah Kantongi Sertifikat CHSE

Sejumlah Kawasan Pariwisata Utama di NTB Sudah Kantongi Sertifikat CHSE

Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat terus menggenjot program percepatan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety and Environmental (CHSE) di beberapa destinasi pariwisata utama di NTB.

Kepala Dinas Pariwisata NTB H Yusron Hadi mengatakan, sejumlah kawasan pariwisata utama NTB seperti kawasan Mandalika dan sekitarnya, kawasan Senggigi, kawasan tiga gili, kawasan Sembalun, dan kawasan Moyo dan Tambora sudah cukup banyak yang mengantongi sertifikat CHSE.

“Seperti kawasan KEK Mandalika dan sekitarnya itu sudah mencapai sekitar 90 persen. Begitu juga di kawasan tiga gili, Sembalun, dan lainnya akan terus kita geber,” katanya, Kamis (17/6/2021).

Selain kawasan-kawasan tersebut, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan sertifikasi CHSE untuk destinasi-destinasi lainnya. Namun, kata Yusron, Pemprov akan selektif dalam menentukan destinasi yang diprioritaskan menjadi zona hijau.

- Advertisement -

“Kita ingin memastikan destinasi wisata di zona hijau ini para pengunjung dan tamu kita bisa berwisata dengan aman dan sehat. Tentunya saja dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik. Agar itu bisa berjalan dengan baik, tentu tempatnya harus ter-CHSE. Kemudian pelaku wisata juga harus divaksin serta penerapan prokes yang ketat,” ujarnya.

Sertifikat CHSE merupakan salah satu syarat industri pariwisata bisa melayani wisatawan di masa pandemi ini. Jika belum mengantongi sertifikat CHSE, maka tempat tersebut tidak boleh buka.

“Ada sertifikatnya, piagamnya. Itu yang dipajang. Sehingga itu yang dilihat oleh tamu yang datang,” jelasnya.

Akan tetapi, banyaknya industri pariwisata seperti hotel dan restoran yang masih tutup akibat pandemi Covid-19 membuat program percepatan sertifikasi CHSE industri pariwisata tersendat. Yusron mengatakan, industri pariwisata bukan tidak mau mengurus sertifikat CHSE. Namun, karena banyak yang aktivitasnya tutup sementara akibat pandemi Covid-19.

“Ternyata banyak industri pariwisata yang di tiga gili (Trawangan, Meno dan Air) aktivitasnya tutup. Kemudian, di beberapa spot destinasi juga tutup,” tegasnya.

“Mungkin ini masalah komunikasi saja. Mereka akan kita hubungi untuk segera terapkan CHSE dan buka sementara,” katanya menambahkan.

Pihaknya menargetkan CHSE dan vaksinasi pelaku wisata di beberapa destinasi yang ditargetkan menjadi zona hijau tuntas sebelum perhelatan sejumlah event skala internasional yang akan digelar akhir tahun ini.

- Advertisement -

Berita Populer