34.5 C
Mataram
Senin, 14 Oktober 2024
BerandaBerita UtamaSiswa Salah Satu MI di Lotim Alami Perundungan, Diduga Lantaran Dipanas-Panasi Teman

Siswa Salah Satu MI di Lotim Alami Perundungan, Diduga Lantaran Dipanas-Panasi Teman

Lombok Timur (Inside Lombok) – Video aksi bullying atau perundungan di salah satu madrasah ibtidaiyah (MI) di Lombok Timur viral di media sosial. Dalam video berdurasi 43 detik itu, terekam seorang siswa melakukan aksi pemukulan pada seorang temannya dengan disaksikan siswa lainnya, hingga siswa yang dirundung mendapat luka bocor di bagian kepala.

Diketahui, perundungan itu terjadi pada Rabu (27/3) kemarin, usai kegiatan pesantren kilat di sekolah. Kasus itu pun mendapat atensi khusus dari pihak kepolisian hingga Kementerian Agama (Kemenag) Lotim yang langsung datang ke lokasi.

Pekerja Sosial Dinas Sosial Lotim, M. Taofik mengatakan salah satu atensi juga diberikan pada pihak yang merekam video tersebut. Oknum yang diduga sudah remaja itu terus merekam aksi perundungan yang terjadi tanpa melerai. Disayangkan, dalam video tersebut orang-orang yang ada di sekitar termasuk perekam video justru terdengar mendorong agar perundungan dan pemukulan terus dilakukan.

“Saat ini kita masih lakukan pendampingan atau asesmen terkait dengan motifnya membuat (merekam, Red) video tersebut,” terangnya, Kamis (28/03/2024). Perkelahian dua siswa kelas lima di salam satu MI di Kecamatan Masbagik, Lombok Timur itu diduga terjadi lantaran hal yang sangat sepele. Namun karena adanya dorongan dari teman-teman yang lain sehingga perundungan terus dilanjutkan.

- Advertisement -

“Kita bilang itu bullying, karena lagi-lagi masalah sepele dan mereka seolah dipaksa oleh teman-temannya yang lain melakukan pertengkaran,” lanjut Taofik. Siswa-siswi yang terlibat dalam perundungan itu antara lain yakni WD (11) dan AT (11).

Akibat perundungan itu WD menderita luka bocor di bagian kepala belakang dan harus mendapatkan penanganan medis. Sementara suara orang remaja yang terdengar dalam video tersebut merupakan suara AZ, siswa kelas 9 MTS.

Terpisah, Tafaul Mardhotillah selaku Sekretaris Yayasan yang menaungi MI tersebu mengungkapkan bahwa kedua siswa yang terlibat perkelahian sebetulnya merupakan sahabat yang setiap harinya bermain bersama. Kejadian itu pun terjadi di luar jam sekolah, di mana sekolah biasanya digunakan untuk kegiatan pesantren kilat selama Ramadan.

“Kemungkinan karena namanya anak-anak pada saat bermain memancing perkelahian dan direkam sama siswa MTS,” ungkapnya. Pihak yayasan sekolah pun telah memanggil beberapa pihak untuk dilakukan mediasi. Baik itu para siswa yang terlibat maupun orangtuanya.

Selain itu dari pihak Kemenag, Pekerja Sosial, UPTD PPA, serta kepolisian juga telah datang ke sekolah untuk melakukan pendampingan terhadap para siswa dan melihat aktivitas sekolah. “Kita sudah panggil yang terlibat dalam video dan meminta yang membuat video untuk meminta maaf secara langsung kepada korban dan orangtuanya. Kita juga akan lakukan pendampingan kepada siswa dan diberikan trauma healing agar mereka dapat bersosial kembali seperti biasa,” pungkasnya. (den)

- Advertisement -

Berita Populer